ERP (Enterprise
Resources Planning)
ERP
adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk
mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan
untuk proses bisnis lengkap. Sistem ERP didasarkan pada database pada umumnya
dan rancangan perangkat lunak modular. ERP merupakan software yang
mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu
sistem komputer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari
departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan.
ERP
merupakan sebuah framework transaksi enterprise yang menghubungkan proses
pemesanan barang, manajemen inventarisasi dan kontrol, perencanaan distribusi
dan produksi, dan keuangan. ERP bekerja sebagai kekuatan lintas fungsional
perusahaan yang mengintegrasikan dan mengautomatisasi berbagai proses bisnis
internal dan sistem informasi termasuk manufacturing, logistik, distribusi,
akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia dari sebuah perusahaan (O‟Brien, 2005).
Syarat
terpenting dari sistem ERP adalah Integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah
menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical
database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan
berkomunikasi.
Tujuan
sistem ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan.
ERP merupakan software yang ada dalam organisasi/perusahaan yang bertujuan
untuk:
1. Otomatisasi
dan integrasi banyak proses bisnis
2. Membagi
database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise
3. Menghasilkan
informasi yang real-time
4. Memungkinkan
perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan
FUNGSI ERP
ERP dalam suatu perusahaan ialah untuk sebagai
suatu software yang mendukung semua fungsi dari suatu perusahaan dalam skala
besar. Software ini juga dapat merespon berbagai perubahan yang dibutuhkan oleh
perusahaan dan dapat di costumize sesuai dengan bidang perusahaan tersebut.
Sehingga dengan menggunakan software ini suatu perusahaan dapat memperkecil
biaya operasi serta dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja
perusahaan. Karena kemampuannya dalam mengintegrasi berbagai fungsi dari
perusahaan, fleksibilitasnya serta feature yang
komprehensif. Sehingga fungsi ERP dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian.
Diantaranya ialah :
·
fungsi perencanaan,
·
fungsi manajmen dan stok barang,
·
fungsi keuangan,
·
fungsi pembelian,
·
fungsi produksi.
Dalam fungsi perencanaan.
Dengan menggunakan ERP akan lebih mempermudah dalam memeriksa ketersediaan stok
barang misalnya ataupun dalam hal menganalisa grafik kebutuhan barang secara
dengan baik.
Selanjutnya dalam fungsi
manajmen dan stok barang ERP dapat memudahkan dalam hal mengontrol stok barang,
mengatur pengadaan barang ataupun pengiriman dan penerimaan barang serta menganalisa
dan mengatur informasi seputar biaya produksi. Dengan adanya sisrtem ERP yg
mengintegrasi semua kegiatan ini. Maka akan lebih meminimalisasi kesalahan
(human error) sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam fungsi keuangan. ERP
berperan dalam hal membuat budget dan memonitor aliran dana serta memproses
hutang dan puitang dagang yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Sampai kepada
penyusunan buku besar hingga menganalisa pengeluaran yang diperuntukkan bagi
pemakaian barang untuk perusahaan, pengeluaran untuk tenaga kerja hingga
produksi semua dapat diselesaikan melalui system ini.
Pada fungsi pembelian, keunggulan ERP dapat
dilihat pada kemampuannya dalam mengatur berbagai kegiatan perusahaan seperti
mengatur harga, membuatr order pembelian secara otomatis serta mampu
mengorganisasikan dan mengatur informasi mengenai supplier. Semua dapat
dilakukan di dalam satu system tersebut.
Fungsi selanjutnya adalah fungsi produksi. System
ERP pun mampu menangani setiap tingkatan pekerjaan pada perusahaan sampai
kepada fungsi produksinya. Berbagai macam pekerjaan yang dapat dilakukan
melalui system ini diantaranya adalah dalam hal membuat perencanaan dan
penjadwalan operasional produksi. Membuat dan memerikasa barang barang yang
disorder oleh konsumen hingga mengawasi system produksi. Selain itu dalam hal
mengatur barang dan peralatan pun dapat dilakukan melalui system ERP.
IMPLEMENTASI ERP DALAM SISTEM INFORMASI
ERP diyakini banyak pihak
sebagai jawaban terhadap tantangan dalam persaingan di dunia bisnis semakin
kompleks dimana perusahaan-perusahaan mencoba untuk meningkatkan jumlah
konsumennya dengan melakukan pelayanan yang cepat dan biaya yang murah
dibandingkan dengan kompetitornya. Sebagai suatu jawaban, ERP mewujudkan
kesuksesan sebuah perusahaan dengan cara mengintegrasikan sistem informasi,
peningkatan efisiensi dari sistem informasi untuk menghasilkan manajemen yang
lebih efisien dalam business procesnya. Ketika perusahaan menjadi lebih efisien
akan maka daya saing perusahaanpun menjadi semakin meningkat.
Namun demikian pada
kenyataannya sampai saat ini banyak perusahaan yang belum mengintegrasikan
sistem informasi, dimana dalam prosesnya hanya didukung oleh aktivitas
individual pada fungsi kerja masing-masing. Kondisi ini menyebabkan terjadinya
kesalahpahaman dalam komunikasi data antara fungsi satu dengan fungsi lainnya,
sehingga membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk koordinasi dalam penyediaan
data dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang telah mengintegrasikan fungsi-fungsinya.
Padahal data yang terintegrasikan dengan baik dapat membantu proses bisnis yang
efesien dan memudahkan pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan. Dengan
diterapkan ERP pada suatu perusahaan. Maka fungsi marketing, fungsi produksi,
fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan
fungsi lainnya dapat dintegrasikan dengan baik. Dalam hal ini ERP telah
berkembang sebagai alat integrasi, memiliki tujuan untuk mengintegrasikan semua
aplikasi perusahaan ke pusat penyimpanan data dengan mudah diakses oleh semua
bagian yang membutuhkan.
ERP merupakan suatu cara
untuk mengelola sumber daya perusahaan dengan menggunakan teknologi informasi.
Penggunaan ERP yang dilengkapi dengan hardware dan software untuk
mengkoordinasi dan mengintegrasikan data informasi pada setiap area business
processes untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang cepat karena
menyediakan analisa dan laporan keuangan yang cepat, laporan penjualan yang on
time, laporan produksi dan inventori. Program ERP sangat membantu perusahaan
yang memiliki bisnis proses yang luas, dengan menggunakan database dan
reporting tools manajemen yang terbagi. Business processes merupakan sekelompok
aktivitas yang memerlukan satu jenis atau lebih input yang akan menghasilkan
sebuah output dimana output ini merupakan value untuk konsumen. Software
ERP mendukung pengoperasian
yang efisien dari business processes dengan cara mengintegrasikan
aktivitas-aktivitas dari keseluruhan bisnis termasuk sales, marketing,
manufacturing, logistic, accounting, dan staffing.
untuk mempercepat proses
bisnis, meningkatkan efisiensi, dan meraup pendapatan yang lebih besar. Namun,
pada saat implementasi banyak faktor yang dapat menggagalkan implementasi dan
merupakan masalah yang dihadapi antara lain :
1. Manajemen tidak menyediakan
proyek tim yang terbaik pada proyek implementasi menyangkut kompetensi anggota
tim, kredibilitas dan kreativitas tim proyek, kepemimpinan tim yang efektif,
komitmen tim, tanggung jawab tim, jumlah tim yang memadai, tanggungjawab yang
tumpang tindih pada tim, pendekatan kerja yang kurang jelas, tujuan yang tidak
dipahami oleh tim proyek.
2. Manajemen tidak mampu
membedakan bahwa e-business bukanlah sekedar investasi teknologi informasi
melainkan perbaikan proses bisnis atau peningkatan bisnis dengan didukung
teknologi informasi. Akibatnya nilai investasi e-business yang ditanamkan tak
bisa kembali, karena banyak pimpinan perusahaan yang memiliki pengertian bahwa
e-business adalah sekedar investasi teknologi informasi, bukan investasi bisnis
yang didukung teknologi informasi.
Konsep ERP sendiri mengalami
perkembangan yang cukup panjang. Berawal dari dunia industri yang memulainya
dengan Material Resource Planning (MRP), Close-Loop MRP, Manufacturing Resource
Planning, ERP, Extended ERP II.
Implementasi Sistem Informasi Yang Berbasis ERP.
Layak sebuah sistem
informasi, sebagai sebuah proses implementasi ERP dapat dibagi menjadi tiga
fase. Yaitu fase inisiasi, pelaksanaan dan penyelesaian proses. Namun secara
lebih mendetail, fase-fase ini dibagi menjadi fase insiasi, fase evaluasi, fase
negosiasi dan persetujuan, fase modifikasi, fase penyelesaian, dan fase
eksploitasi. Diantara fase-fase ini sangant mungkin terdapat tambahan tahapan
rekayasa proses bisnis dan konversi data.
Sebagaimana dijelaskan pada
bagian awal, tujuan dari implementasi ERP adalah untuk menjalankan bisnis
dengan lebih baik. Oleh Karena itu, implementasi harus dilakukan oleh orang
yang menjalankan bisnis itu sendiri. Bagaimana
implementasi ERP dapat dilakukan dengan baik tentunya membutuhkan beberapa
prasyarat dan kondisi sebagai berikut :
1. Implementasi ERP merupakan
proyek besar yang mencakup proses pengambilan keputusan dan melibatkan banyak
orang di perusahaan, termasuk manajemen.
2. Implementasi ERP harus dikerjakan
oleh orang-orang yang terlibat dalam proses bisnis sehingga tanggung jawabnya
tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada vendor. Konsultan atau vendor memang
dapat membantu dalam transfer pengetahuan, namun pelaku bisnis adalah pihak
yang paling mengerti serta memiliki kewenangan dan otoritas untuk mengubah cara
dalam mengerjakan sesuatu.
3. Implementasi ERP dapat
berjalan apabila melibatkan pihak / orang yang kelak akan mengoperasikan sistem
tersebut. Oleh karenanya tidak dapat dipisahkan antara implementator dengan
user. Mereka harus menjadi bagian yang
menyatu dalam sebuah tim.
4. Implementasi ERP membutuhkan
pengorbanan waktu dari serangkaian pekerjaan rutin yang dilakukan oleh orang
yang terlibat dalam bisnis dan operasional sehari-hari. Proses implementasi
memang tidak dapat dijadikan prioritas utama, tetapi tidak boleh dijadikan
prioritas kedua dibawah prioritas rutin dalam menjalankan bisnis dan
operasional. Dalam hal ini dibutuhkan kerelaan untuk meluangkan waktu.
5. ERP adalah bukan sekedar
suatu sistem komputer. ERP merupakan ‘people system’ yang dijalankan dengan
dukungan software dan hardware. Sehingga membutuhkan dukungan dan partisipasi
dan manajemen. Dukungan dan keterlibatan manajemen inilah yang sangat
menentukan keberhasilan.
6. ERP memerlukan serangkaian
nilai baru dalam menjalankan bisnis. Jika perusahaan yang menerapkan ERP tidak
mampu mengubah proses kerja, maka implementasi ERP akan berakibat buruk. Karena
aliran data antar fungsi akan terjadi dengan sangat cepat.
Secara umum, modul yang tersedia
dalam software ERP terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul pendukung
yakni Finansial dan Akunting serta Sumber Daya Manusia:
1.
Modul Operasi
General Logistics, Sales and
Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality Management,
Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and Control, Project
System, Environment Management.
2.
Modul Financial &
Akuntansi
General Accounting,
Financial Accounting, Controlling, Investment Management, Treasury, Enterprise
Controlling.
3.
Modul Sumber Daya Manusia
Personnel Management,
Personnel Time Management, Payroll, Training and Event Management,
Organizational Management, Travel Management.
ERP DAN PUBLIC RELATION
Public
relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara
komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan
publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan
merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk
melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal
untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara
yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002).
Public
relation sebagai front line sebuah perusahaan memiliki keterkaitan yang kuat
dengan sistem ERP yang diterapkan, seperti yang telah dijelaskan diatas. ERP pengoperasian
yang efisien dari business processes dengan cara mengintegrasikan
aktivitas-aktivitas dari keseluruhan bisnis termasuk sales, marketing,
manufacturing, logistic, accounting, dan staffing.
Secara
keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk menciptakan citra baik
perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang
ditawarkan oleh perusahaan (Mulyana, 2007). Selain itu public relation
bertujuan untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang
menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pivhak dan dengan publik di
lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Maria, 2002).
ERP
merupakan suatu cara untuk mengelola sumber daya perusahaan dengan menggunakan
teknologi informasi oleh karena itu public relation selanjutnya diharapkan
untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan
terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara
pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya. Posisi public relation
merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen
organisasi. Sasaran public relation adalah publik internal dan eksternal,
dimana secara operasional public relation bertugas membina hubungan harmonis
antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis
yang mungkin terjadi di antara keduanya.
ERP DAN SUMBER DAYA
MANUSIA
Sistem
ERP secara modular biasanya menangani menangani proses manufaktur, logistik,
distribusi, persediaan (inventori), dll. Ini berarti bahwa sistem ini nanti
akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman,
produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Sumber
daya manusia adalah asset terbesar perusahaan yang memerlukan pengelolaan yang
baik dan terukur dari mulai perekrutan, penjadualan dan pemrosesan gaji. Pekerjaan-pekerjaan
rutin bisnis yang terkait sumber daya manusia seperti pembayaran gaji,
manajemen tugas, ongkos tugas luar kantor, bonus/kompensasi, perekrutan hingga
perencanaan kebutuhan tenaga kerja dapat dikelola oleh modul sumber daya
manusia.
Data yang terintegrasikan
dengan baik dapat membantu proses bisnis yang efesien dan memudahkan
pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan. Dengan diterapkan ERP pada
suatu perusahaan. Maka fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik,
fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya dapat
dintegrasikan dengan baik. Dalam hal ini ERP telah berkembang sebagai alat
integrasi, memiliki tujuan untuk mengintegrasikan semua aplikasi perusahaan ke pusat
penyimpanan data dengan mudah diakses oleh semua bagian yang membutuhkan.
STUDI KASUS
ERP
pada PT. TELKOM
PT.Telkom
adalah salah satu perusahaan yang sudah menerapkan ERP ke dalam fungsi
bisnisnya.Enterprice Resource Planning (ERP) adalah suatu alat bantu berupa
perangkat lunak yang terdiri dari modul-modul yang merupakan fungsi standar
dari proses bisnis, diantarnya produksi, penjualan, sumber daya manusia,
finansial dan lain-lain yang terintegrasi dengan satu arsitektur teknogi
informasi. Diterapkannya alat bantu ERP ini dikarenakan tuntutan suatu
perusahaan untuk mengikuti standar internasional, legacy information system,
bagaimana peran penjualan, analisis terhadap biaya, dan bagaimana penulisan
best practice, best process dan best functionality ke dalam suatu perangkat
lunak. Adapun implementasi ERP pada PT.Telkom disebut dengan INFUSION, INFUSION
mengintegrasikan penanganan kustomer, produk , dan jaringan serta pihak
manajemen menjadi satu. 4 bagian integrasi tersebut adalah TICARES, TeNOSS,
TIBS, TREMS. Sejauh mana implementasi ERP tersebut diukur dengan model
penillaian kesuksesan implementasi ERP Ifinedo (2006), 4 dimensi yang menjadi
konseptualitas kesuksesan ERP diuji dari 4 dimensi yaitu system quality,
information quality, individual impact dan organizational impact, dan ada 2
tambahan dimensi baru yaitu workgroup impact dan consultant quality.
Tingkat
keberhasilan implementasi ERP di PT. Telkom dalam hal ini penilaian terhadap
tingkat keberhasilan implementasi TREMS dengan menggunakan model Infinedo
(2006) menghasilkan persepsi positif, dengan tingkat kepuasan sebesar 8,17 dari
nilai maksimal sebesar 12. Hal ini menunjukkkan PT. Telkom berhasil
mengimplementasikan ERP TREMS sehingga dapat memenuhi kebutuhan user terhadap
sistem dan operasional. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
implementasi ERP di PT. Telkom berdasarkan penilaian terhadap implementasi
TREMS dan Variabel Organisasi, Variabel IT, Dimensi sukses ERP dan Perspektif
evaluator adalah faktor penentu kesuksesan dan faktor pendorong kesuksesan.
Faktor penentu kesuksesan terdiri dari dukungan manajemen atas, misi dan tujuan
implementasi ERP, kualitas sistem, kualitas informasi, konversi data dari
sistem yang lama, tingkat kepuasan dengan sistem IT saat ini dan kualitas
konsultan. Sedangkan faktor pendorong kesuksesan terdiri dari ukuran
organisasi/perusahaan, struktur organisasi, budaya organisasi, posisi kepala IT
dalam organisasi, kompetensi staff IT. Adapun
penggunaan database yakni Data-data yang terdapat dalam database terkait dengan
data mitra, pemasok dan pembelian, pelanggan dan penjualan, petugas penyuluh
lapangan, cash management dan data produksi selalu menggunakan Microsoft sql.
Adapun untuk menangani kerawanan database yang pada akhirnya menimbulkan
ancaman, SBU Kemitraan menerapkan metode pengamanan data yang terkait dengan
electronically safe, physically safe dan procedurally safe yang telah dilakukan
adalah seperti access right assignment,
authentication, virus prevention, detection and removal, network protection and
security, periodical data backup, monitoring system, establishment of IT
organization, establishment of SOP and Training, standardized software,
firewall installation, dan information Technology (IT) Audit. Khusus untuk
database recovery system dan database recovery center, SBU Kemitraan harus
mulai membuat perencanaan yang sistematis, sehingga meminimalisasi ancaman yang
ditimbulkan.
Salah
satu bidang komunikasi yang menyangkut kehidupan sosial adalah komunikasi
organisasional/manajemen (organizational/management communication ). Public
relations (PR) atau hubungan masyarakat (Humas), merupakan perkembangan
komunikasi. Humas atau PR merupakan suatu lembaga yang bertugas menjalin dan
menjaga hubungan baik dengan public internal, eksternal, dan stakholder
perusahaan.
Dan
peranan PR yang sangat penting yaitu sebagai wahana keluar dan ke dalam
perusahaan. PT Telkom merupakan salah satu perusahaan terbesar yang bergerak
dibidang produksi dan jasa telekomunikasi yang sampai saat ini terus
berkembang. Untuk membangun brand image yang positif kepada masyarakat maka PT
Telkom mengambil langkah salah satunya melalui promosi produk yang telah
dihasilkan dengan strategi public relations.
Memasuki
era globalisasi teknologi informasi pada abad ke-21 ini peranan PT Telkom
Indonesia semakin penting. Telkom Indonesia berperan sebagai media komunikasi
dalam pergaulan masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia dan untuk
mempersatukan bangsa. Melalui media ini bangsa Indonesia tidak saja mampu
berhubunga n cepat dan efisien, akan tetapi juga dapat menikmati berbagai macam
hiburan yang disajikan oleh media massa mulai dari media cetak sampai dengan
media elektronik seperti televisi. Peranan public relations dibutuhkan untuk membantu
membangun brand image PT Telkom mengingat semakin banyaknya alat telekomunikasi
dengan berbagai macam merek dan fasilitas. Salah satu caranya yaitu melalui
promo produk yang telah dihasilkan. Dengan strategi yang dimiliki oleh public
relations, maka kegiatan dalam membangun brand image bisa lebih mudah. Karena
strategi public relations bisa dilakukan dengan promosi public relations. Yang
mana suatu perusahaan adalah merupakan suatu produk atau jasa dalam kegiatan
produksi atau pemasaran yang dilakukan oleh produsen baik produsen aktif maupun
statis, maka dari itu keberadaanya disesuaikan dengan tempat jual beli.
TOTAL QUALITY CONTROL
Pengertian Quality Control
Quality Control adalah suatu
kegiatan meneliti, mengembangkan, merancang dan
memenuhi kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang baik dimana pelaksananya
melibatkan seluruh kegiatan dalam perusahaan mulai dari pimpinan teratas sampai
karyawan pelaksana (Dr. K. Ishikawa).
Quality Control adalah suatu
sistem yang efektif untuk mengintegrasikan kegiatan – kegiatan pemeliharaan dan
pengambangan mutu dalam suatu organisasi sehingga dapat diperoleh produksi dan
servis dalam tingkat yang paling ekonomis dan memuaskan konsumen (Feightboum).
Quality Control adalah
akrivitas memelihara dan memperbaiki produk dan service yang ditawarkan kepada
perusahaan, quality control bukan hanya menjadi tanggung jawab begian quality
control saja, tetapi seluruh karyawan atau pihak menjadi satu kesatuan
memecahkan masalah ini (Ishita Nobuyuki).
TQC (Total Quality Control)
TQC (Total Quality Control) adalah sistem manajemen
yang dinamis yang mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan
konsep dan teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasan pelanggan
dan yang mengerjakannya.
Konsep dasar TQC :
1. Kepuasan pemakai (Orientasi pemakai bukan orientasi
Standard)
2. Kualitas artinya mutu segala macam pekerjaan
3. Kualitas adalah urusan setiap karyawan (bekerja sekali
jadi dan benar)
Pengertian dari TQC :
1. Total
Quality Control adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus dari Plan – Do –
Check – Action (PDCA)
2. Total Quality Control diselenggarakan tidak pada hasilnya, tetapi selama proses sampai dengan hasilnya
3. Jangan menyalahkan siapapun juga
4. Bicara dengan data/fakta dan unsur – unsur yang terukur
5. Setiap kegiatan harus punya segi kegiatan perbaikan danpencegahan
Tujuan Quality Control
Quality Control berarti
memenuhi keinginan costumer terhadap produk dan service, maka tujuan quality
control berdasarkan pengertian tersebut adalah :
1. Quality adalah Kualitas produk dan kegiatan (
aktifitas kerja )
2. Cost adalah Biaya
3. Delivery adalah Penyampaian ( ketepatan dan cara )
4. Safety adalah Keselamatan
5. Environment adalah Ramah Lingkungan
Membuat keseimbangan antara
quality dan cost. Kualitas dicapai secara ekonomis dan efisien hanya bila tiap
proses dapat memberi jaminan kualitas pekerjaannya pada proses – proses
berikutnya. Aktivitas QC circle ( berkesinambungan ), operasional ZD ( Zero
Defect )
Keuntungan dan Faktor Kegagalan Penerapan Quality Control
Keuntungan Penerapan Quality Control meliputi :
1. Pembinaan/pengembangan personel
2. Membina rasa kebersamaan
3. Perbaikan Kualitas
4. Pengurangan Biaya
5. Perbaikan Sikap Mental
6. Membangun Team yang tangguh
7. Membangun kata sepakat dan motivasi
8. Menumbuhkan sikap kreatif dalam memecahkan masalah
9. Penghargaan terhadap karyawan
Kegagalan dalam penerapan Quality Control dapat disebabkan oleh
:
1. Meremehkan anggota team yang lain
2. Tidak mendengarkan
3. Suka interupsi
4. Menggurui
5. Rendah diri
6. Mengabaikan kemampuan yang positif
7. Tidak mengikut sertakan
8. Menomor satukan orang lain
9. Gagal berbicara
10. Gagal berpraktek
11. Seakan dirinya tidak terpakai
12. Seakan dirinya nomor satu
13. Menyembunyikan belang
Prinsip Dasar Quality Control
1.
Qualitas adalah memenuhi keinginan sesuai yang
diharapkan oleh pelanggan, yaitu dengan memberikan barang serta service yang
memuaskan.
2.
Quality control adalah dari Top Managemen sampai
dengan seluruh karyawan benar – benar merasakan dan menyadari bahwa Quality
adalah jiwa dari perusahaan.
3.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam Quality
Control adalah Plan – Do – Action ( Deming
Circle ).
Quality Control, sekarang dan Dunia generasi ke-3
QC
(Generasi Pertama )
|
TQC
(Generasi Kedua)
|
TQM
(Generasi Ketiga)
|
|
Industri dan Organisasi
|
Kekuatan
Manufactur
|
Kekuatan
kompetisi produk
|
Ekstensi
dihargai
|
Obyek
|
Qualitas
Produksi
|
Qualitas
Produksi dan Service
|
Qualitas
Manajemen
|
Lingkup Aktivitas
|
Produk
|
Perusahaan,
Group
|
Hubungan
antar manusia
|
Tujuan QC
|
Cocok
dengan permintaan
|
Memuaskan
Costumer
|
Memuaskan
stock holder
|
Cara Pemikiran Jaminan Kualitas
|
Produk
Out
|
Market
in
|
Society
in
|
Qualitas Barang
|
Produk
Q
|
Produk
QCD
|
Gabungan
( Quality )
|
Sasaran Manajemen
|
Product
|
Proses
|
Sistem
Manajemen
|
Cara Pemikiran Manajemen
|
Pengandalian
dan Kontrol
|
Manajemen
dan Operasional
|
Strategi
Manajemen
|
Rentang Kontrol
|
Pemeliharaan
kaizen
|
Kaizen
stop
|
Pengutamaan
reformasi
|
Lingkup Perawatan
|
Perbaikan
Sementara
|
Perbaikan
sebelum berhenti
|
Pencegahan
|
Tabel 4 : Quality Control, sekarang dan Dunia generasi ke-3
Langkah – Langkah dalam Quality Control
1. Langkah pertama dalam quality control adalah benar –
benar mengerti dan memahami keadaan ( kelemahan maupun kelebihan ) yang ada
pada diri sendiri.
2. Selanjutnya adalah mampu mengurangi kesalahan pada
diri sendiri.
3. Setelah menemukan penyebab masalahnya, ambil penyebab
nomor 1 dan 2 , buang penyebab nomor 3,4, dan seterusnya.
4. Jangan hanya melihat hasilnya tetapi check satu –
persatu prosesnya.
5. Check dan yakinkan fakta yang ada di lapangan, dengan
produk dan data.
6. Lakukan pengamatan pada nilai rata – rata dari hasil
data, karena bisa saja terjadi ketidak seimbangan nilai rata – rata.
7. Jangan hanya melakukan penyelidikan, tetapi dari
hasil penyelidikan di check satu persatu prosesnya.
8. Cara bekerja serta urutan bekerja jangan hanya
disampaikan secara lisan tetapi sampaikanlah dalam bentuk tulisann.
9. Kalau melihat sesuatu yang abnormal, segera lakukan
action,stop mesin, hubungi maintenance, segera cari penyebabnya dan lakukan
tindakan perbaikan.
10. Jangan sampai kesalahan yang
sama terulang kembali.
Penerapan
Quality Control
Berikut
ini adalah contoh perbandingan penerapan dari teori quality control dari dua
buah perusahaan yang dari perbandingan tersebut dapat kita analisa perusahaan
manakah yang dapat bertahan hidup ?
Perusahaan A
|
Perusahaan B
|
|
Riwayat Perusahaan
|
Lama
|
Baru
|
Biaya Pengolahan
|
Mahal
|
Murah
|
Lokasi
|
Daerah
( Kurang Strategis )
|
Kota (
Strategis )
|
Cara Pemikiran Bekerja
|
Manerima
apa saja
|
Menerima
yang bisa saja
|
Jumlah Karyawan
|
Banyak
|
Sedikit
|
% Produk NG
|
2
~ 3 %
|
Di
bawah 1 %
|
Tabel 5 : Contoh penerapan quality control