BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar
belakang masalah
Seiring dengan berkembangnya
kemajuan dan berkembangnya persaingan terhadap usaha yang kita lakukan,
sehingga memacu kita untuk berusaha keras supaya tidak kalah saing dalam berusaha.
Tidak terbatasi dalam usaha apapun ,terutama dalam hal ini dalam usaha
perkebunan kelapa sawit.
Oleh karena itu untuk mencapai
tujuan kita dalam bidang perkebunan sawit ini kita perlu suatu metode yaitu
penerapan manajemen agribisnis.
Kemajuan tehnologi juga dalam
perkebunan kelapa sawit ini sangat membutuhkan adanya manajemen terutama dalam
pemakaian mesin-mesin dalam perkebunan sehinggga kita dapat menyeimbangkan daya
manusia dengan alat mesin.
Manajemen
agribisnis perkebunan sawit juga mampu dalam:
1. meningkatkan pendapatan produsen;
2. meningkatkan penyerapan tenaga
kerja;
3. meningkatkan perolehan devisa; dan
4. menambah jumlah agroindustri baru.
Untuk
itu pengalaman juga menunjukkan bahwa hal tersebut disebabkan didukung oleh
strategi pertanian tangguh. Petaninya, pembinanya dan lembaganya harus tangguh.
Ini artinya SDM dan lembaga pendukungnya (agrisupport activities) harus
tangguh.
B. Identifikasi
Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini
“Manajemen dalam perkebunan kelapa sawit ”terkait dengan penerapan program
manajemen (POAC) terhadap usaha perkebunan sawit maka masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut ;
1.
Bagaimana
program manajemen (POAC) itu dilakukan dalam perkebunan kelapa sawit?
2.
Apa
saja yang akan dilakukan dalam penerapan manajemen perkebunan kelapa sawit agar
tercapai tujuan maksimal.
C. Perumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas
maka masalah masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana
deskripsi program manajemen itu
dilakukan dalam perkebunan kelapa sawit?
2. Bagaimana
deskripsi system yang akan dilakukan dalam manjemen perkebunan kelapa sawit
ini?
BAB
II
Pembahasan
Suatu kegiatan dalam bidang perkebunan
sawit yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan fungsi fungsi perencanaan,fungsi
pengorganisasian,fungsi pengarahan dan pengendalian dan fungsi pengawasan dan
pengendalain dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan
produk pertanian dan keuntungan yang maksimal.
A. Bagaimana
program manajemen (POAC) itu dilakukan dalam perkebunan kelapa sawit?
Dalam manajemen
agribisnis untuk menerapkan suatu program manajemen diperlukan suatu system yaitu:
1. Input
system
Adalah System yang
menghasilkan barang-barang sebagai modal bagi kegiatan pertanian, seperti :
Contohnya :
pembibitan tumbuhan,
(pupuk,pestisida,obatobatan).
2. Processing
system
Adalah kegiatan yang
menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan
komoditas pertanian primer.
.
3. Production
system
Adalah system yang
mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan berupa produk antara
dan produk akhir.
4. Marketing
system
Pemasaran
adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang
perantara ke konsumen. Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan
memindahkan barang /jasa dari tangan
produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak
kegiatan lain yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran
B. Apa
saja yang akan dilakukan dalam penerapan manajemen perkebunan kelapa sawit agar
tercapai tujuan maksimal.
Penerapan manajemen
perkebunan kelapa sawit dapat kita lihat dengan contoh perkebunan kelapa sawit
dari penelitian kami :
I.
Input system
1. Tanah
Tanah yang
dibutuhkan dalam observasi sekitar ± 2
hektar
2. Bibit
Bibit Unggul yaitu Biji
yang belum berkecambah pada umur 10-14 hari ,Kecambah yang tumbuh normal dan
sehat, warnanya kekuning-kuningan, tumbuhnya lurus.
Sehingga,
Biaya yang dibutuhkan dalam Processing System
Lahan
: ± Rp.650.000.000,-
Bibit Sawit : ± Rp. 5.000,- x 400 batang =Rp.
2.000.000,-
Total : ± Rp.652.000.000,-
II.
Processing
system
1. Pengolahan
Lahan
·
Lahan diolah sebaik
mungkin, dibersihkan dari semak-semak dan
rumput-rumputliar.
·
Buatlah lobang tanam
dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm atau 60 x 60 x 60 cm, 2 minggu sebelum tanam
dengan jarak 9 x 9 x 9 m membentuk segitiga sama sisi.
·
Tanah galian bagian
atas dicampur dengan pupuk fosfat sebanyak 1 kg/lobang.
·
Lobang tanam ditutup
kembali dan jangan dipadatkan.
2. Penanaman
·
Masukkan bibit ke dalam
lobang dengan hati-hati dan kantong plastik dibuka.
·
Lobang ditimbun dengan
tanah, tidak boleh diinjak-injak agar tidak terjadi kerusakan.
·
Bibit yang tingginya
lebih dari 150 cm, daunnya dipotong untuk mengurangi penguapan.
·
Penanaman sebaiknya
dilakukan pada awal musim penghujan.
3. Pemeliharaan
tanaman
·
Lakukan penyulaman
untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru yang seumur dengan
tanaman yang mati.
·
Cadangan bibit untuk
penyulaman terus dipelihara sampai dengan umur 3 tahun dan selalu dipindahkan
ke kantong plastik yang lebih besar.
·
Penyiangan gulma
dilakukan 1bulan sekali.
·
Lakukan perawatan dan
perbaikan parit drainage.
·
Anjuran pemupukan
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
·
Sedangkan pemupukan
Tanaman Menghasilkan (TM), kebutuhan pupuk berkisar antara 400 – 1000 kg N, P,
K, Mg, Bo per Ha/tahun.
·
Lakukan pemupukan 2
kali dalam satu tahun; pada awal dan akhir musim penghujan dengan cara menyebar
merata di sekitar piringan tanaman.
·
Hama-hama yang sering
menyerang tanaman kelapa sawit adalah Ulat Kantong; Metisaplama, Mahasena
Coubessi dan Ulat Api; Thosea asigna, Setora nitens, Dasna trina. Sedangkan
penyakitnya busuk tandan Marasmius sp. Hama ulat kantong dikendalikan dengan
insektisida yang mengandung bahan aktif metamidofos 200/liter atau 600 g/liter,
hama ulat api dengan insektisida yang mengandung bahan aktif permetrin 20
g/liter dan monokrotofos 600 g/lite.
·
Potonglah daun yang
sudah tua, agar penyebaran cahaya matahari lebih merata, mempermudah
penyerbukan alami, memudahkan panen dan mengurangi penguapan.
a. Banyak
Orang Yang di butuhkan Dalam Processing System : 3 orang
b. Biaya
yang dibutuhkan dalam Processing system
Pupuk
: ± Rp. 11.700.000,-
Pestisida : ± Rp. 8.500.000,-
Gaji
Buruh : ± Rp. 3.000.000,-
Total Biaya :
± 24.000.000,-(sudah di tambah biaya lain-lain)
III.
Production
System
1. P
a n e n
·
Telah dapat
menghasilkan pada umur 30 bulan setelah tanam.
·
Jumlah pohon yang dapat
dipanen per hektar sebanyak 60%.
·
Dipilih tandan yang
buahnya sudah masak dengan tanda adanya sejumlah buah merah yang jatuh (brondol
).
·
Cara panen dengan
memotong tandan buah.
·
Pemanenan dilakukan 1
kali seminggu.
Pada
usia tujuh sampai sepuluh tahun disebut sebagai periode matang (the mature
periode), dimana pada periode tersebut mulai menghasilkan buah tandan segar (
Fresh Fruit Bunch). Tanaman kelapa sawit pada usia sebelas sampai dua puluh
tahun mulai mengalami penurunan produksi buah tandan segar. Dan terkadang pada
usia 20-25 tahun tanaman kelapa sawit mati buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging sawit dapat diolah menjadi CPO (crude palm oil) sedangkan buah sawit diolah menjadi PK (kernel palm). Ekstraksi CPO rata-rata 20 % sedangkan PK 2.5%. Sementara itu serta dan cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai bahan bakar ketel uap.
usia 20-25 tahun tanaman kelapa sawit mati buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging sawit dapat diolah menjadi CPO (crude palm oil) sedangkan buah sawit diolah menjadi PK (kernel palm). Ekstraksi CPO rata-rata 20 % sedangkan PK 2.5%. Sementara itu serta dan cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai bahan bakar ketel uap.
Minyak sawit dapat dipergunakan
untuk bahan makanan dan industri melalui proses penyulingan, penjernihan dan
penghilangan bau atau RBDPO (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil).
Disamping itu CPO dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD
Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein).
RBD
Olein terutama dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng. Sedangkan RBD
Stearin terutama dipergunakan untuk margarin dan shortening, disamping untuk
bahan baku industri sabun dan deterjen. Pemisahan CPO dan PK dapat menghasilkan
oleokimia dasar yang terdiri dari asam lemak dan gliserol.
a. Jumlah
Tenaga Kerja Pada Productin System
4
orang 1 x panen
b. Biaya
yang di butuhkan dalam Production System
adalah :
Gaji Pekerja :Rp. 50.000,- x 4 orang (1x panen)
=Rp.200.000,-
Alat Panen :± Rp.400.000,-
Pupuk Setelah panen (1x 3 bulan) =
± Rp. 8.500.00,-
Total =± Rp.9.100.000
IV.
Marketing System
Bauran pemasaran pada komoditas kelapa sawit :
1. Product
(produk)Kelapa
sawit adalah penghasil minyak nabati yang
memiliki berbagaikeunggulan dibandingkan dengan minyak yang
dihasilkan oleh tanaman lain.keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar
kolesterol rendah bahkan tanpakolesterol, dapat menghasilkan berbagai produk
turunan baik di bidang pangan.
Maupun
non pangan yang dapat memenuhi kebutuhan
hidup manusia, danmerupakan salah satu sumber bahan bakar
alternatif.Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit
berupaminyak sawit mentah (CPO atauCrude Palm Oil ) yang berwarna kuning
danminyak inti sawit (PKO atau Palm Kernel Oil ) yang tidak
berwarna/jernih. CPOatau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri sabun
(bahan penghasil busa),industri baja (bahan pelumas),industri tekstil,
kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif.
keuntungan
yang diinginkan produsen. Dimana hargadari petani kepada pedagang di desa / KUD
adalah Rp 1150/kg. Kemudianpedagang pengumpul ini menjual kembali kepada
Sub-District Seller sebesar Rp1.300/kg. Akhir dari rantai tataniaga ini adalah
penjualan Kelapa Sawit dalambentuk CPO seharga Rp 6.650 kepada pedagang di
dalam maupun di luar negeri.
2. Price
(harga)Penentuan
harga dari suatu produk akan sangat mempengaruhi dari keberhasilansuatu
perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang akan didapatkan oleh
suatuperusahaan. Penentapan harga dari suatu produk, akan sangat dipengaruhi
dariseberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dalam memproduksi produk
itusendiri.Penetapan harga kelapa sawit berdasarkan pada besarnya biaya
produksi yangdikeluarkan dengan mark up.
3. Place
(sistem
distribusi)Distribusi merupakan bagian yang vital dari bagian strategi
pemasaran itusendiri. Pemilihan strategi dengan tepat akan dapat membantu
produk sampai kekonsumen dengan harga yang sesuai dengan harga yang telah
ditentukan olehperusahaan.Hasil budidaya kelapa sawit di Riau pada umunya
didistribusikan ke industripengolahan kelapa sawit yang terdapat di Riau dan
sekitarnya. Saluran distribusiyang umum terdapat di Riau adalah dari petani ke
tengkulak dan didistribusikan keindustri pengolahan oleh pedagang pengumpul.
4. Promotion
(kegiatan
promosi)Kegiatan promosi merupakan komponen prioritas dari kegiatan
pemasarandengan menganalisis keungulan produk, modal lain yang dimiliki oleh
perusahaan,dan segmen pasar yang dibidik. Kegiatan promosi sangat erat
kaitannya denganpenyebaran informasi untuk disampaikan ke
konsumen mengenai keunggulanproduk, harga, cara memperoleh
serta informasi lain yang dibutuhkan konsumen.Pada perkebunan kelapa sawit
biasanya petani kurang memperhatikan aspek promosi karena para tengkulak
atau pedagang akan datang dengan sendirinya kekebun sawit untuk melihat
kualitas dan melakukan kerja sama.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari makalah ini yang
didasarkan pada rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis
merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas. Disinidapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari
dari berbagai sub sistem yangtergabung dalam rangkaian interaksi dan
interpedensi secara reguler, sertaterorganisir sebagai suatu totalitas.
Dalam
Penerapan Program Agribisnis (POAC) membutuhkan system yaitu Input System,
Processing System, Production System, dan Marketing system.
Dalam
perkebunan sawit juga harus membutuhkan suatu manajemen karena usaha dalam
perkebunan ini sudah termasuk/tergolong usaha besar yang perlu adanya penataan
kerja.
B.
Saran
Adapun
saran yang saya sampaikan bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangannya, maka dari itu penulis sangat mengharapkankritikan
dan saran dari teman-teman sebagai bahan ajaran penulis dalam penyusunanmakalah
kedepannya.Bahan tambahan dalam suatu proses pengelolahan merupakan bahan
campuran bagi bahan baku untuk
memproduksi suatu produk
DAFTAR PUSTAKA
·
dinanovia.lecture.ub.ac.id/files/2011/02/MA-PENDAHULUAN.ppt
No comments:
Post a Comment