Translate

Monday, October 22, 2012

Manajemen Perkebunan Kelapa sawit


BAB I
Pendahuluan

A.    Latar belakang masalah
Seiring dengan berkembangnya kemajuan dan berkembangnya persaingan terhadap usaha yang kita lakukan, sehingga memacu kita untuk berusaha keras supaya tidak kalah saing dalam berusaha. Tidak terbatasi dalam usaha apapun ,terutama dalam hal ini dalam usaha perkebunan kelapa sawit.
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan kita dalam bidang perkebunan sawit ini kita perlu suatu metode yaitu penerapan manajemen agribisnis.
Kemajuan tehnologi juga dalam perkebunan kelapa sawit ini sangat membutuhkan adanya manajemen terutama dalam pemakaian mesin-mesin dalam perkebunan sehinggga kita dapat menyeimbangkan daya manusia dengan alat mesin.
                        Manajemen agribisnis perkebunan sawit juga mampu dalam:
1.    meningkatkan pendapatan produsen;
2.    meningkatkan penyerapan tenaga kerja;
3.    meningkatkan perolehan devisa; dan
4.    menambah jumlah agroindustri baru.
Untuk itu pengalaman juga menunjukkan bahwa hal tersebut disebabkan didukung oleh strategi pertanian tangguh. Petaninya, pembinanya dan lembaganya harus tangguh. Ini artinya SDM dan lembaga pendukungnya (agrisupport activities) harus tangguh.
                       








B.     Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “Manajemen dalam perkebunan kelapa sawit ”terkait dengan penerapan program manajemen (POAC) terhadap usaha perkebunan sawit maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut ;
1.      Bagaimana program manajemen (POAC) itu dilakukan dalam perkebunan kelapa sawit?
2.      Apa saja yang akan dilakukan dalam penerapan manajemen perkebunan kelapa sawit agar tercapai tujuan maksimal.

C.    Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana deskripsi  program manajemen itu dilakukan dalam perkebunan kelapa sawit?
2.      Bagaimana deskripsi system yang akan dilakukan dalam manjemen perkebunan kelapa sawit ini?












BAB II
Pembahasan

Suatu kegiatan dalam bidang perkebunan sawit yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan fungsi fungsi perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi pengarahan dan pengendalian dan fungsi pengawasan dan pengendalain dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan yang maksimal.

A.    Bagaimana program manajemen (POAC) itu dilakukan dalam perkebunan kelapa sawit?
Dalam manajemen agribisnis untuk menerapkan suatu program manajemen  diperlukan suatu system yaitu:

1.      Input system
Adalah System yang menghasilkan barang-barang sebagai modal bagi kegiatan pertanian, seperti :
Contohnya :
pembibitan tumbuhan, (pupuk,pestisida,obatobatan).

2.      Processing system
Adalah kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer.
.
3.      Production system
Adalah system yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan berupa produk antara dan produk akhir.

4.      Marketing system

Pemasaran adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang /jasa  dari tangan produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran

B.     Apa saja yang akan dilakukan dalam penerapan manajemen perkebunan kelapa sawit agar tercapai tujuan maksimal.
Penerapan manajemen perkebunan kelapa sawit dapat kita lihat dengan contoh perkebunan kelapa sawit dari penelitian kami :

       I.            Input system
1.      Tanah
Tanah yang dibutuhkan dalam observasi sekitar  ± 2 hektar
2.      Bibit
Bibit Unggul yaitu Biji yang belum berkecambah pada umur 10-14 hari ,Kecambah yang tumbuh normal dan sehat, warnanya kekuning-kuningan, tumbuhnya lurus.
Sehingga, Biaya yang dibutuhkan dalam Processing System
Lahan                    : ± Rp.650.000.000,-
Bibit Sawit            : ± Rp. 5.000,- x 400 batang =Rp. 2.000.000,-

Total                      : ± Rp.652.000.000,-

    II.            Processing system
1.      Pengolahan Lahan
·         Lahan diolah sebaik mungkin, dibersihkan dari semak-semak dan    rumput-rumputliar.
·         Buatlah lobang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm atau 60 x 60 x 60 cm, 2 minggu sebelum tanam dengan jarak 9 x 9 x 9 m membentuk segitiga sama sisi.
·         Tanah galian bagian atas dicampur dengan pupuk fosfat sebanyak 1 kg/lobang.
·         Lobang tanam ditutup kembali dan jangan dipadatkan.

2.      Penanaman
·         Masukkan bibit ke dalam lobang dengan hati-hati dan kantong plastik dibuka.
·         Lobang ditimbun dengan tanah, tidak boleh diinjak-injak agar tidak terjadi kerusakan.
·         Bibit yang tingginya lebih dari 150 cm, daunnya dipotong untuk mengurangi penguapan.
·         Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan.

3.      Pemeliharaan tanaman
·         Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru yang seumur dengan tanaman yang mati.
·         Cadangan bibit untuk penyulaman terus dipelihara sampai dengan umur 3 tahun dan selalu dipindahkan ke kantong plastik yang lebih besar.
·         Penyiangan gulma dilakukan 1bulan sekali.
·         Lakukan perawatan dan perbaikan parit drainage.
·         Anjuran pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
·         Sedangkan pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM), kebutuhan pupuk berkisar antara 400 – 1000 kg N, P, K, Mg, Bo per Ha/tahun.
·         Lakukan pemupukan 2 kali dalam satu tahun; pada awal dan akhir musim penghujan dengan cara menyebar merata di sekitar piringan tanaman.
·         Hama-hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah Ulat Kantong; Metisaplama, Mahasena Coubessi dan Ulat Api; Thosea asigna, Setora nitens, Dasna trina. Sedangkan penyakitnya busuk tandan Marasmius sp. Hama ulat kantong dikendalikan dengan insektisida yang mengandung bahan aktif metamidofos 200/liter atau 600 g/liter, hama ulat api dengan insektisida yang mengandung bahan aktif permetrin 20 g/liter dan monokrotofos 600 g/lite.
·         Potonglah daun yang sudah tua, agar penyebaran cahaya matahari lebih merata, mempermudah penyerbukan alami, memudahkan panen dan mengurangi penguapan.


a.       Banyak Orang Yang di butuhkan Dalam Processing System : 3 orang
b.      Biaya yang dibutuhkan dalam Processing system
            Pupuk              : ± Rp. 11.700.000,-
            Pestisida          : ± Rp. 8.500.000,-
            Gaji Buruh      : ± Rp. 3.000.000,-
             Total Biaya     : ± 24.000.000,-(sudah di tambah biaya lain-lain)

 III.            Production System
1.      P a n e n
·         Telah dapat menghasilkan pada umur 30 bulan setelah tanam.
·         Jumlah pohon yang dapat dipanen per hektar sebanyak 60%.
·         Dipilih tandan yang buahnya sudah masak dengan tanda adanya sejumlah buah merah yang jatuh (brondol ).
·         Cara panen dengan memotong tandan buah.
·         Pemanenan dilakukan 1 kali seminggu.
            Pada usia tujuh sampai sepuluh tahun disebut sebagai periode matang (the mature periode), dimana pada periode tersebut mulai menghasilkan buah tandan segar ( Fresh Fruit Bunch). Tanaman kelapa sawit pada usia sebelas sampai dua puluh tahun mulai mengalami penurunan produksi buah tandan segar. Dan terkadang pada
usia 20-25 tahun tanaman kelapa sawit mati buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging sawit dapat diolah menjadi CPO (crude palm oil) sedangkan buah sawit diolah menjadi PK (kernel palm). Ekstraksi CPO rata-rata 20 % sedangkan PK 2.5%. Sementara itu serta dan cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai bahan bakar ketel uap.
Minyak sawit dapat dipergunakan untuk bahan makanan dan industri melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil). Disamping itu CPO dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein).
            RBD Olein terutama dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng. Sedangkan RBD Stearin terutama dipergunakan untuk margarin dan shortening, disamping untuk bahan baku industri sabun dan deterjen. Pemisahan CPO dan PK dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri dari asam lemak dan gliserol.
a.       Jumlah Tenaga Kerja Pada Productin System
4        orang 1 x panen
b.      Biaya yang di butuhkan dalam Production System
            adalah :
            Gaji Pekerja     :Rp. 50.000,- x 4 orang (1x panen)
                                                 =Rp.200.000,-
            Alat Panen      :± Rp.400.000,-
            Pupuk Setelah panen (1x 3 bulan) =
            ± Rp. 8.500.00,-
            Total                =± Rp.9.100.000

 IV.            Marketing System
Bauran pemasaran pada komoditas kelapa sawit :
1.      Product 
            (produk)Kelapa  sawit  adalah  penghasil  minyak  nabati  yang  memiliki  berbagaikeunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain.keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah bahkan tanpakolesterol, dapat menghasilkan berbagai produk turunan baik di bidang pangan.
            Maupun  non  pangan  yang  dapat  memenuhi  kebutuhan  hidup  manusia,  danmerupakan salah satu sumber bahan bakar alternatif.Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupaminyak sawit mentah (CPO atauCrude Palm Oil ) yang berwarna kuning danminyak inti sawit (PKO atau Palm Kernel Oil ) yang tidak berwarna/jernih. CPOatau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri sabun (bahan penghasil busa),industri baja (bahan pelumas),industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif.
            keuntungan yang diinginkan produsen. Dimana hargadari petani kepada pedagang di desa / KUD adalah Rp 1150/kg. Kemudianpedagang pengumpul ini menjual kembali kepada Sub-District Seller sebesar Rp1.300/kg. Akhir dari rantai tataniaga ini adalah penjualan Kelapa Sawit dalambentuk CPO seharga Rp 6.650 kepada pedagang di dalam maupun di luar negeri.
2.      Price
            (harga)Penentuan harga dari suatu produk akan sangat mempengaruhi dari keberhasilansuatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang akan didapatkan oleh suatuperusahaan. Penentapan harga dari suatu produk, akan sangat dipengaruhi dariseberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dalam memproduksi produk itusendiri.Penetapan harga kelapa sawit berdasarkan pada besarnya biaya produksi yangdikeluarkan dengan mark up.
3.      Place
            (sistem distribusi)Distribusi merupakan bagian yang vital dari bagian strategi pemasaran itusendiri. Pemilihan strategi dengan tepat akan dapat membantu produk sampai kekonsumen dengan harga yang sesuai dengan harga yang telah ditentukan olehperusahaan.Hasil budidaya kelapa sawit di Riau pada umunya didistribusikan ke industripengolahan kelapa sawit yang terdapat di Riau dan sekitarnya. Saluran distribusiyang umum terdapat di Riau adalah dari petani ke tengkulak dan didistribusikan keindustri pengolahan oleh pedagang pengumpul.
4.      Promotion
            (kegiatan promosi)Kegiatan promosi merupakan komponen prioritas dari kegiatan pemasarandengan menganalisis keungulan produk, modal lain yang dimiliki oleh perusahaan,dan segmen pasar yang dibidik. Kegiatan promosi sangat erat kaitannya denganpenyebaran  informasi  untuk disampaikan  ke  konsumen  mengenai  keunggulanproduk, harga, cara memperoleh serta informasi lain yang dibutuhkan konsumen.Pada perkebunan kelapa sawit biasanya petani kurang memperhatikan aspek promosi karena para tengkulak atau pedagang akan datang dengan sendirinya kekebun sawit untuk melihat kualitas dan melakukan kerja sama.
BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari makalah ini yang didasarkan pada rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
                                      Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disinidapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yangtergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, sertaterorganisir sebagai suatu totalitas.
                                      Dalam Penerapan Program Agribisnis (POAC) membutuhkan system yaitu Input System, Processing System, Production System, dan Marketing system.
                                      Dalam perkebunan sawit juga harus membutuhkan suatu manajemen karena usaha dalam perkebunan ini sudah termasuk/tergolong usaha besar yang perlu adanya penataan kerja.

B.      Saran
Adapun saran yang saya sampaikan bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya, maka dari itu penulis sangat mengharapkankritikan dan saran dari teman-teman sebagai bahan ajaran penulis dalam penyusunanmakalah kedepannya.Bahan tambahan dalam suatu proses pengelolahan merupakan bahan campuran bagi bahan baku untuk memproduksi suatu produk

 



DAFTAR PUSTAKA

·         dinanovia.lecture.ub.ac.id/files/2011/02/MA-PENDAHULUAN.ppt

No comments:

Post a Comment

comment with facebook