IMPLEMENTASI PEMASARAN PADA PRODUK PERTANIAN
I.
PERANAN
SEKTOR PERTANIAN
Untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian ini diperlukan
terobosan antara lain berupa upaya peningkatan efisiensi biaya produksi dan
mengusahakan adanya nilai tambah melalui proses penanganan dan pengolahan hasil
produk pertanian. Peningkatan efisiensi biaya produksi bisa dicapai dengan
pengelolaan yang efektif dan efisien, untuk itu aspek manajerial dalam usaha
tani perlu mendapat perhatian selain dari upaya penerapan teknologi. Proses
nilai tambah bisa diperoleh melalui penanganan pada pasca panen seperti
melakukan sortasi/grading dan pengemasan sehingga harga jual bisa ditingkatkan.
Selain itu juga bisa dilakukan pengolahan bahan segar menjadi produk olahan
yang mempunyai prospek pasar cukup baik. Untuk mencapai hasil yang optimal
dalam berwirausaha pada sektor pertanian khususnya dalam penanganan dan
pengolahan hasil tersebut perlu diperhatikan aspek manajemen dalam pemanfaatan
sumberdaya yang ada. Saat ini wirausaha di sektor pertanian umumnya dikuasai
oleh pedagang sehingga petani hanya diposisikan sebagai penerima harga
sedangkan penentuan harga berada di tangan pedagang. Hal ini sangat merugikan
petani karena keuntungan terbesar sesungguhnya berada pada tata niaga/pemasaran
dan industri pengolahan. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pemberdayaan petani
untuk bisa bergerak pada rantai tata niaga dan industri pengolahan. Upaya ini
akan sulit dilakukan bila petani bergerak secara perorangan sehingga diperlukan
pembentukan kelompok yang solid. Dalam kegiatan kelompok perlu diperhatikan
aspek manajemen sehingga kelompok tersebut mempunyai perencanaan yang baik,
mampu melakukan evaluasi dengan tepat dan semua kegiatan terdokumentasi dengan
baik. Dengan demikian diharapkan kelompok bisa berkembang dengan cepat dan
keuntungan secara ekonomis bisa diperoleh. Dalam pengelolaan kegiatan
agribisnis juga perlu diperhatikan karakteristik komoditi pertanian yang sangat
spesifik untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian dalam berusaha.
II.
KARAKTERISTIK
PRODUK PERTANIAN
Manajemen Agribisnis merupakan bagian dari ilmu manajemen yang spesifik
karena berhadapan dengan produk pertanian yang mempunyai sifat khusus sebagai
berikut :
1) MUDAH
RUSAK
Produk pertanian
khususnya tanaman pangan dan hortikultura sangat mudah rusak sehingga harus
segera dipasarkan atau diolah menjadi produk olahan. Dalam hal ini bila produk
akan dipasarkan dalam bentuk segar maka sangat perlu proses penanganan pasca
panen untuk meningkatkan nilai tambah seperti melakukan pencucian,
sortasi/grading dan pengemasan. Dengan perlakuan seperti ini beberapa komoditi
bisa dipasarkan pada segmen pasar yang berbeda sehingga bisa diperoleh tingkat
keuntungan yang lebih besar. Pada industri pengolahan perlu perlakuan untuk
memperpanjang daya simpan bahan segar seperti pendinginan, pengeringan dll.
Produk pertanian yang dipasarkan dalam keadaan segar biasanya yang berkualitas
baik sementara yang berkualitas kurang baik diolah menjadi aneka jenis makanan/minuman.
Selain itu pengolahan juga bisa dilakukan terhadap produk yang terlalu banyak
jumlahnya, akan tetapi perlu memperkirakan jumlah produksi untuk mengantisipasi
kurangnya bahan baku pada kondisi tertentu.
2) MUSIMAN
Kebanyakan produk
pertanian tidak dapat diproduksi pada setiap saat dan pada setiap tempat
sehingga perlu penanganan khusus pada saat panen melimpah dan sebaliknya juga
perlu langkah antisipatif pada saat produksi menurun. Hal ini sangat
mempengaruhi harga jual produk pertanian tersebut. Untuk industri produk olahan
perlu membuat perkiraan daya serap pasar sehingga bisa direncanakan jumlah
produksi pada saat panen melimpah guna mengantisipasi penurunan pasokan bahan
pada saat jumlah panen menurun.
3) VOLUME
Besar Umumnya produk
pertanian mempunyai volume yang besar, untuk itu perlu penanganan seperti
pengeringan, sortasi dan pengolahan untuk mengatasinya. Industri pengolahan
merupakan salah satu langkah yang tepat guna memperoleh nilai tambah selain
untuk mengatasi penjualan produk segar yang volumenya relatif besar.
III.
PENERAPAN
MANAJEMEN AGRIBISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
Dalam berwirausaha pada sektor pertanian sangat diperlukan perhitungan
yang cermat guna melakukan berbagai langka antisipatif agar terhindar dari
resiko kerugian. Untuk itu diperlukan memperhatkan beberapa hal berikut ini :
1) KETERSEDIAAN
BAHAN BAKU
Berwirausaha
pada industri pengolahan produk pertanian harus selalu memperhatikan
ketersediaan bahan baku yang meliputi mutu, jumlah dan kontinyuitas. Sebelum
memulai usaha sangat perlu memperhatikan ketersediaan bahan baku. Bahan baku
yang tidak terjamin ketersediaannya akan mengganggu proses produksi sedangkan
mutu bahan baku yang tidak stabil akan menurunkan mutu produk olahan yang
dihasilkan
2) PEMASARAN
Pada
saat ini permintaan pasar untuk berbagai produk olahan cukup tinggi namun
memang sangat diperlukan kejelian produsen dalam hal pemasaran. Kegiatan usaha
yang dikordinir dalam suatu kelompok akan lebih mampu menembus pasar bila
dibandingkan dengan usaha perseorangan. Namun demikian kelompok usaha ini harus
mampu menciptakan manajemen usaha yang baik sehingga keuntungan dapat dinikmati
oleh semua anggota kelompok secara wajar. Semua produk yang akan dipasarkan
harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :
ü Permintaan
pasar Penentuan jenis produk yang dihasilkan harus berdasarkan permintaan
pasar, hal ini bisa diketahui dengan cara melihat beberapa toko untuk melihat
dan mengetahui produk apa yang banyak terjual. Selain itu bisa juga diamati
minat konsumen secara langsung di pasaran.
ü Persaingan
Pasar Dalam berwirausaha setiap produsen harus siap untuk bersaing dengan
produsen lainnya. Untuk bersaing dan memenangkan persaingan perlu dikaji
kelebihan produk lain agar kita minimal bisa mengimbanginya sehingga tidak
ditinggalkan oleh konsumen. Persaingan pasar antara lain dipengaruhi oleh
harga,mutu dan tampilan produk. Untuk itu kebersihan produk dan penampilan
kemasan seringkali menjadi perhatian utama bagi konsumen. • Perkembangan/tren
pasar Saat sekarang pasar sangat dinamis, produk yang mengusai pasar seringkali
berubah dari waktu kewaktu, kecuali beberapa produk yang sudah dikenal sebagai
produk spesifik dari suatu daerah. Agar kita tidak tertinggal oleh produsen
lainnya maka perkembangan/tren pasar ini harus selalu dicermati.
ü Perubahan
selera konsumen Selera konsumen juga bisa mengalami perubahan, hal ini antara
lain disebabkan oleh promosi produk tertentu, tingkat pendapatan masyarakat,
kesadaran terhadap kesehatan, dan kejadian-kejadian khusus di tengah-tengah
masyarakat misalnya berita tentang penggunaan formalin dan bahan berbahaya
lainnya. Namun demikian perubahan selera konsumen ini ada yang sifatnya
permanen dan ada yang hanya sesaat saja. Perubahan selera konsumen ini ada
kalanya menjadi hambatan/tantangan namun demikian bisa juga menjadi suatu
peluang bagi produsen yang kreatif.
3) TEKNOLOGI
PENGOLAHAN
Teknologi
pengolahan hasil pertanian sudah sangat berkembang, untuk itu perlu dipilih
teknologi yang tidak memerlukan peralatan yang mahal, sesuai dengan kondisi
yang diperlukan, proses pengolahan mudah dilakukan dan biaya produksinya juga
relatif rendah. Dalam pemilihat alat juga harus diperhatikan kapasitas alat,
spesifikasi teknis seperti daya listrik dsb. Dalam pemilihan teknologi juga
harus diupayakan pengolahan yang bisa memanfaatkan limbah menjadi produk yang
bisa dipasarkan. Pada proses pengolahan perlu diperhatikan beberapa hal berikut
ini : Pengendalian mutu : Proses pengendalian mutu sangat diperlukan untuk
menghasilkan produk yang mempunyai daya saing tinggi, untuk itu perlu diperhatikan
hal berikut ini :
ü Standarisasi
bahan baku/bahan mentah
ü Standarisasi
Proses Pengolahan
ü Standarisasi
alat/mesin pengolahan
ü Kelas
mutu
ü Masa
kadaluarsa
ü Pengemasan
(Pembotolan, Pengalengan, Pembungkusan dll)
ü Penyimpanan
produk akhir yang antara lain meliputi meliputi cara penumpukan, penyinaran,
kelembaban, suhu, lama penyimpanan dll.
4) TENAGA
KERJA
Pengelolaan
tenaga kerja merupakan salah satu hal yang sangat menentukan tingkat efisiensi
biaya produksi. Dalam agribisnis harus bisa ditentukan dengan tepat tingkat
kemampuan/ketrampian yang harus dimiliki oleh tenaga kerja yang digunakan
selain itu juga harus dihitung dengan cermat jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan serta pembagian kerjanya. Pada industri makanan saat ini bila jumlah
penjualan perhari masih dibawah Rp. 500.000,- maka usaha tersebut sebaiknya
hanya dikerjakan oleh anggota keluarga saja karena secara ekonomis belum layak
untuk mengeluarkan gaji untuk tenaga kerja tambahan yang diupah.
5) MODAL
USAHA
Untuk
memulai usaha sangat perlu mempertimbangkan modal usaha yang diperlukan. Dalam
hal ini sangat perlu memulai usaha dengan menggunakan modal sendiri atau modal
kelompok, sebisa mungkin harus dihindari menggunakan modal berupa pinjaman.
Selain itu dalam memulai produksi juga harus dipertimbangkan biaya produksi
untuk beberapa kali proses produksi, hal ini disebabkan karena suatu usaha baru
dalam waktu tertentu belum akan memperolah keuntungan yang tetap sehingga
diperlukan ketersediaan modal usaha.
6) MANAJEMEN
Dalam
mengelola usaha perlu diperhatikan masalah manajemen usaha. Hal ini dilakukan
agar suatu usaha terkelola dengan baik. Manajemen perlu memperhatikan hal-hal
yang berkaitan dengan pengelolaan dana, proses produksi, tenaga kerja dan
pemasaran. Dengan manajemen yang baik suatu usaha dapat dikembangkan dengan
baik sehingga bisa melakukan pengembangan usaha sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Semua kegiatan harus terdokumentasi (tercatat) dengan baik,
pencatatan harus dilakukan secara teratur terhadap semua bentuk kegiatan.
Keuangan harus dibukukan secara teratur sehingga semua pemasukan dan
pengeluaran bisa dievaluasi dengan baik. Dalam berbisnis bila produk yang
dihasilkan lebih dari satu jenis maka harus ditentukan produk mana yang akan
dijadikan sebagai bisnis utama. Hal ini sangat perlu karena setiap usaha harus
berupaya untuk menciptakan “brand image” yang baik, dan itu hanya bisa
diperoleh bila ada produk yang diunggulkan. Untuk itu pada perencanaan usaha
harus dibuat tahapan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
pembentukan “brand image” tersebut. “Brand image” ini selain berkaitan dengan
mutu produk juga berkaitan dengan harga jual. Dalam menentukan harga jual harus
diperhitungkan beberapa hal berikut ini :
ü Biaya
produksi, termasuk biaya investasi serta biaya penyusutan bangunan dan
alat/mesin yang digunakan.
ü Harga
jual produk pesaing
ü Tingkat
kerusakan barang/yang tidak terjual (pada produk baru khususnya untuk makanan
basah/semi basah biasanya sekitar 30 persen tidak terjual)
ü Daya
beli masyarakat
ü Tingkat
keuntungan yang diharapkan
7) PENGEMBANGAN
USAHA
Bagi
usaha yang sudah mapan diperlukan pengembangan usaha agar konsumen tidak jenuh
dan keuntungan bisa ditingkatkan. Pengembangan usaha bisa dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
ü Simplifikasi
Yang
dilakukan adalah penyederhanaan produk, misalnya pada saat terjadinya kenaikan
biaya produksi maka pengembangan usaha dilakukan antara lain dengan cara
pengecilan ukuran produk, penyederhanaan kemasan, perubahan bentuk dsb.
ü Diversifikasi
Pada
kondisi ini yang dilakukan adalah pembuatan produk baru, hal ini dilakukan bila
produk lama sudah jenuh sehingga tidak bisa lagi ditingkatkan jumlah
produksinya. Sebaiknya produk baru ini bisa diolah dengan menggunakan
alat/mesin yang sudah ada dan bahan bakunya juga tidak berbeda jauh dengan
produk yang sudah ada
ü Standarisasi
Dalam
hal ini yang dilakukan adalah penyeragaman produk baik dari segi bentuk,
ukuran, penampilan dan rasa. Untuk itu diperlukan membuat standar pengolahan
produk mulai dari standar bahan baku, proses pengolahan dst. .
No comments:
Post a Comment