Translate

Tuesday, September 3, 2013

Implementasi produk Pemasaran Pada Produk Pertanian


 
IMPLEMENTASI PEMASARAN PADA PRODUK PERTANIAN
       I.            PERANAN SEKTOR PERTANIAN
Untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian ini diperlukan terobosan antara lain berupa upaya peningkatan efisiensi biaya produksi dan mengusahakan adanya nilai tambah melalui proses penanganan dan pengolahan hasil produk pertanian. Peningkatan efisiensi biaya produksi bisa dicapai dengan pengelolaan yang efektif dan efisien, untuk itu aspek manajerial dalam usaha tani perlu mendapat perhatian selain dari upaya penerapan teknologi. Proses nilai tambah bisa diperoleh melalui penanganan pada pasca panen seperti melakukan sortasi/grading dan pengemasan sehingga harga jual bisa ditingkatkan. Selain itu juga bisa dilakukan pengolahan bahan segar menjadi produk olahan yang mempunyai prospek pasar cukup baik. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam berwirausaha pada sektor pertanian khususnya dalam penanganan dan pengolahan hasil tersebut perlu diperhatikan aspek manajemen dalam pemanfaatan sumberdaya yang ada. Saat ini wirausaha di sektor pertanian umumnya dikuasai oleh pedagang sehingga petani hanya diposisikan sebagai penerima harga sedangkan penentuan harga berada di tangan pedagang. Hal ini sangat merugikan petani karena keuntungan terbesar sesungguhnya berada pada tata niaga/pemasaran dan industri pengolahan. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pemberdayaan petani untuk bisa bergerak pada rantai tata niaga dan industri pengolahan. Upaya ini akan sulit dilakukan bila petani bergerak secara perorangan sehingga diperlukan pembentukan kelompok yang solid. Dalam kegiatan kelompok perlu diperhatikan aspek manajemen sehingga kelompok tersebut mempunyai perencanaan yang baik, mampu melakukan evaluasi dengan tepat dan semua kegiatan terdokumentasi dengan baik. Dengan demikian diharapkan kelompok bisa berkembang dengan cepat dan keuntungan secara ekonomis bisa diperoleh. Dalam pengelolaan kegiatan agribisnis juga perlu diperhatikan karakteristik komoditi pertanian yang sangat spesifik untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian dalam berusaha.
    II.            KARAKTERISTIK PRODUK PERTANIAN
Manajemen Agribisnis merupakan bagian dari ilmu manajemen yang spesifik karena berhadapan dengan produk pertanian yang mempunyai sifat khusus sebagai berikut :
1)      MUDAH RUSAK
Produk pertanian khususnya tanaman pangan dan hortikultura sangat mudah rusak sehingga harus segera dipasarkan atau diolah menjadi produk olahan. Dalam hal ini bila produk akan dipasarkan dalam bentuk segar maka sangat perlu proses penanganan pasca panen untuk meningkatkan nilai tambah seperti melakukan pencucian, sortasi/grading dan pengemasan. Dengan perlakuan seperti ini beberapa komoditi bisa dipasarkan pada segmen pasar yang berbeda sehingga bisa diperoleh tingkat keuntungan yang lebih besar. Pada industri pengolahan perlu perlakuan untuk memperpanjang daya simpan bahan segar seperti pendinginan, pengeringan dll. Produk pertanian yang dipasarkan dalam keadaan segar biasanya yang berkualitas baik sementara yang berkualitas kurang baik diolah menjadi aneka jenis makanan/minuman. Selain itu pengolahan juga bisa dilakukan terhadap produk yang terlalu banyak jumlahnya, akan tetapi perlu memperkirakan jumlah produksi untuk mengantisipasi kurangnya bahan baku pada kondisi tertentu.
2)      MUSIMAN
Kebanyakan produk pertanian tidak dapat diproduksi pada setiap saat dan pada setiap tempat sehingga perlu penanganan khusus pada saat panen melimpah dan sebaliknya juga perlu langkah antisipatif pada saat produksi menurun. Hal ini sangat mempengaruhi harga jual produk pertanian tersebut. Untuk industri produk olahan perlu membuat perkiraan daya serap pasar sehingga bisa direncanakan jumlah produksi pada saat panen melimpah guna mengantisipasi penurunan pasokan bahan pada saat jumlah panen menurun.
3)      VOLUME
Besar Umumnya produk pertanian mempunyai volume yang besar, untuk itu perlu penanganan seperti pengeringan, sortasi dan pengolahan untuk mengatasinya. Industri pengolahan merupakan salah satu langkah yang tepat guna memperoleh nilai tambah selain untuk mengatasi penjualan produk segar yang volumenya relatif besar.
 III.            PENERAPAN MANAJEMEN AGRIBISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
Dalam berwirausaha pada sektor pertanian sangat diperlukan perhitungan yang cermat guna melakukan berbagai langka antisipatif agar terhindar dari resiko kerugian. Untuk itu diperlukan memperhatkan beberapa hal berikut ini :
1)      KETERSEDIAAN BAHAN BAKU
Berwirausaha pada industri pengolahan produk pertanian harus selalu memperhatikan ketersediaan bahan baku yang meliputi mutu, jumlah dan kontinyuitas. Sebelum memulai usaha sangat perlu memperhatikan ketersediaan bahan baku. Bahan baku yang tidak terjamin ketersediaannya akan mengganggu proses produksi sedangkan mutu bahan baku yang tidak stabil akan menurunkan mutu produk olahan yang dihasilkan
2)      PEMASARAN
Pada saat ini permintaan pasar untuk berbagai produk olahan cukup tinggi namun memang sangat diperlukan kejelian produsen dalam hal pemasaran. Kegiatan usaha yang dikordinir dalam suatu kelompok akan lebih mampu menembus pasar bila dibandingkan dengan usaha perseorangan. Namun demikian kelompok usaha ini harus mampu menciptakan manajemen usaha yang baik sehingga keuntungan dapat dinikmati oleh semua anggota kelompok secara wajar. Semua produk yang akan dipasarkan harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :
ü  Permintaan pasar Penentuan jenis produk yang dihasilkan harus berdasarkan permintaan pasar, hal ini bisa diketahui dengan cara melihat beberapa toko untuk melihat dan mengetahui produk apa yang banyak terjual. Selain itu bisa juga diamati minat konsumen secara langsung di pasaran.
ü  Persaingan Pasar Dalam berwirausaha setiap produsen harus siap untuk bersaing dengan produsen lainnya. Untuk bersaing dan memenangkan persaingan perlu dikaji kelebihan produk lain agar kita minimal bisa mengimbanginya sehingga tidak ditinggalkan oleh konsumen. Persaingan pasar antara lain dipengaruhi oleh harga,mutu dan tampilan produk. Untuk itu kebersihan produk dan penampilan kemasan seringkali menjadi perhatian utama bagi konsumen. • Perkembangan/tren pasar Saat sekarang pasar sangat dinamis, produk yang mengusai pasar seringkali berubah dari waktu kewaktu, kecuali beberapa produk yang sudah dikenal sebagai produk spesifik dari suatu daerah. Agar kita tidak tertinggal oleh produsen lainnya maka perkembangan/tren pasar ini harus selalu dicermati.
ü  Perubahan selera konsumen Selera konsumen juga bisa mengalami perubahan, hal ini antara lain disebabkan oleh promosi produk tertentu, tingkat pendapatan masyarakat, kesadaran terhadap kesehatan, dan kejadian-kejadian khusus di tengah-tengah masyarakat misalnya berita tentang penggunaan formalin dan bahan berbahaya lainnya. Namun demikian perubahan selera konsumen ini ada yang sifatnya permanen dan ada yang hanya sesaat saja. Perubahan selera konsumen ini ada kalanya menjadi hambatan/tantangan namun demikian bisa juga menjadi suatu peluang bagi produsen yang kreatif.
3)      TEKNOLOGI PENGOLAHAN
Teknologi pengolahan hasil pertanian sudah sangat berkembang, untuk itu perlu dipilih teknologi yang tidak memerlukan peralatan yang mahal, sesuai dengan kondisi yang diperlukan, proses pengolahan mudah dilakukan dan biaya produksinya juga relatif rendah. Dalam pemilihat alat juga harus diperhatikan kapasitas alat, spesifikasi teknis seperti daya listrik dsb. Dalam pemilihan teknologi juga harus diupayakan pengolahan yang bisa memanfaatkan limbah menjadi produk yang bisa dipasarkan. Pada proses pengolahan perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini : Pengendalian mutu : Proses pengendalian mutu sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang mempunyai daya saing tinggi, untuk itu perlu diperhatikan hal berikut ini :
ü Standarisasi bahan baku/bahan mentah
ü Standarisasi Proses Pengolahan
ü Standarisasi alat/mesin pengolahan
ü Kelas mutu
ü Masa kadaluarsa
ü Pengemasan (Pembotolan, Pengalengan, Pembungkusan dll)
ü Penyimpanan produk akhir yang antara lain meliputi meliputi cara penumpukan, penyinaran, kelembaban, suhu, lama penyimpanan dll.


4)      TENAGA KERJA
Pengelolaan tenaga kerja merupakan salah satu hal yang sangat menentukan tingkat efisiensi biaya produksi. Dalam agribisnis harus bisa ditentukan dengan tepat tingkat kemampuan/ketrampian yang harus dimiliki oleh tenaga kerja yang digunakan selain itu juga harus dihitung dengan cermat jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan serta pembagian kerjanya. Pada industri makanan saat ini bila jumlah penjualan perhari masih dibawah Rp. 500.000,- maka usaha tersebut sebaiknya hanya dikerjakan oleh anggota keluarga saja karena secara ekonomis belum layak untuk mengeluarkan gaji untuk tenaga kerja tambahan yang diupah.
5)      MODAL USAHA
Untuk memulai usaha sangat perlu mempertimbangkan modal usaha yang diperlukan. Dalam hal ini sangat perlu memulai usaha dengan menggunakan modal sendiri atau modal kelompok, sebisa mungkin harus dihindari menggunakan modal berupa pinjaman. Selain itu dalam memulai produksi juga harus dipertimbangkan biaya produksi untuk beberapa kali proses produksi, hal ini disebabkan karena suatu usaha baru dalam waktu tertentu belum akan memperolah keuntungan yang tetap sehingga diperlukan ketersediaan modal usaha.
6)      MANAJEMEN
Dalam mengelola usaha perlu diperhatikan masalah manajemen usaha. Hal ini dilakukan agar suatu usaha terkelola dengan baik. Manajemen perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan dana, proses produksi, tenaga kerja dan pemasaran. Dengan manajemen yang baik suatu usaha dapat dikembangkan dengan baik sehingga bisa melakukan pengembangan usaha sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Semua kegiatan harus terdokumentasi (tercatat) dengan baik, pencatatan harus dilakukan secara teratur terhadap semua bentuk kegiatan. Keuangan harus dibukukan secara teratur sehingga semua pemasukan dan pengeluaran bisa dievaluasi dengan baik. Dalam berbisnis bila produk yang dihasilkan lebih dari satu jenis maka harus ditentukan produk mana yang akan dijadikan sebagai bisnis utama. Hal ini sangat perlu karena setiap usaha harus berupaya untuk menciptakan “brand image” yang baik, dan itu hanya bisa diperoleh bila ada produk yang diunggulkan. Untuk itu pada perencanaan usaha harus dibuat tahapan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembentukan “brand image” tersebut. “Brand image” ini selain berkaitan dengan mutu produk juga berkaitan dengan harga jual. Dalam menentukan harga jual harus diperhitungkan beberapa hal berikut ini :
ü Biaya produksi, termasuk biaya investasi serta biaya penyusutan bangunan dan alat/mesin yang digunakan.
ü Harga jual produk pesaing
ü Tingkat kerusakan barang/yang tidak terjual (pada produk baru khususnya untuk makanan basah/semi basah biasanya sekitar 30 persen tidak terjual)
ü Daya beli masyarakat
ü Tingkat keuntungan yang diharapkan
7)      PENGEMBANGAN USAHA
Bagi usaha yang sudah mapan diperlukan pengembangan usaha agar konsumen tidak jenuh dan keuntungan bisa ditingkatkan. Pengembangan usaha bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
ü Simplifikasi
Yang dilakukan adalah penyederhanaan produk, misalnya pada saat terjadinya kenaikan biaya produksi maka pengembangan usaha dilakukan antara lain dengan cara pengecilan ukuran produk, penyederhanaan kemasan, perubahan bentuk dsb.
ü Diversifikasi
Pada kondisi ini yang dilakukan adalah pembuatan produk baru, hal ini dilakukan bila produk lama sudah jenuh sehingga tidak bisa lagi ditingkatkan jumlah produksinya. Sebaiknya produk baru ini bisa diolah dengan menggunakan alat/mesin yang sudah ada dan bahan bakunya juga tidak berbeda jauh dengan produk yang sudah ada
ü Standarisasi
Dalam hal ini yang dilakukan adalah penyeragaman produk baik dari segi bentuk, ukuran, penampilan dan rasa. Untuk itu diperlukan membuat standar pengolahan produk mulai dari standar bahan baku, proses pengolahan dst. .

No comments:

Post a Comment

comment with facebook