A. PENDAHULUAN
Dewasa ini perusahaan mengalami
tantangan dalam menjalankan bisnisnya. Tantangan tersebut antara lain adanya
perubahan kebutuhan pasar dalam kurun waktu yang relatif cepat dan sebagainya.
Sulit bagi perusahaan untuk dapat tetap bertahan dalam situasi persaingan yang
ketat dengan cara tradisional. Banyak aset fisik, besarnya investasi tidak lagi
dapat menjamin kesuksesan perusahaan. Dimana kemampuan perusahaan untuk
mengelolah intangible asset jauh lebih penting dari hanya mengelola
asset fisik yang mereka miliki. Salah satu intangible
asset penting yang harus dikelola dan dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan tersebut adalah knowledge atau pengetahuan.
Manajer-manager yang berhasil selalu menyadari nilai dari sebuah pengetahuan.
Jauh sebelum munculnya istilah – istilah seperti expert system (sistem
pakar), core compentencies, best practice, learning organization dan
corporate memory. Pengetahuan menjadi seperti nafas atau kekuatan baru bagi
perusahaan sekarang ini. Begitu pentingnya pengetahuan, maka satu hal yang
harus mulai diperhatikan oleh perusahaan adalah menggali dan mengelola
pengetahuan yang mereka miliki sehingga dapat digunakan secara optimal dan
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Proses ini dikenal dengan
istilah Knowldge Management (KM) atau Managemen Pengetahuan (MP).
Manajemen merupakan suatu cara untuk
merencanakan, mengumpulkan dan mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber
daya untuk suatu tujuan. Sedangkan pengetahuan adalah data dan informasi
yang digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari
sumber yang kompeten . Sumber pengetahuan bisa berupa banyak bentuk, contoh,
koran, majalah, email, e-artikel, mailing list, e-book, kartu nama, iklan, dan
manusia. Manajemen pengetahuan merupakan proses / kegiatan
merencanakan, mengumpulkan dan mengorganisir, memimpin dan mengendalikan data
dan informasi yang telah digabung dengan berbagai bentuk pemikiran dan analisis
dari macam-macam sumber yang kompeten . Manajemen pengetahuan merupakan suatu
disiplin ilmu yang digunakan untuk meningkatkan performa seseorang atau
organisasi, dengan cara mengatur dan menyediakan sumber ilmu yang ada saat ini
dan yang akan datang. Jadi manajemen pengetahuan bukanlah suatu fenomena baru,
tetapi merupakan suatu cara yang menerapkan integrasi antara teknologi dengan
sumber pengetahuan yang kompeten. Dengan adanya manajemen pengetahuan maka akan
terjamin kinerja yang baik dalam suatu organisasi.
B. PEMBAHASAN
Secara
singkat Knowledge Management berkembang sejak tahun 1995 yang disebut dengan leveraging explicit knowledge (Dixon KM
Asia 2008), dimana pengetahuan sebagai kumpulan pengalaman hidup
diwujudnyatakan atau diartikulasikan secara eksplisit kedalam sebuah tulisan di
dalam buku. Maka saat itu berkembanglah usaha manusia untuk mengarsipkan data
dan informasi menjadi pengetahuan dalam bentuk tulisan bukan hanya ke dalam
buku (hard paper) tetapi juga dalam electronic paper di dunia maya
misalnya: Web. Blog, FB dan lainya). Kemudian berkembang pada tahap kedua di
tahun 2000 menjadi: leveraging
experimential knowledge, suatu usaha memaksimalkan tidak hanya melalui buku
dan electronic paper melainkan pada suatu pengalaman yang ada di setiap orang.
Tahun 2005 pada tahap ketiga berkembang apa yang disebut dengan leveraging collective knowledge.
Carl
Frappaolo yang seorang praktisi KM (2003:12), masih dalam sudut pandang bisnis,
memberikan pengertian bahwa KM merupakan pengungkitan (leveraging)
kebijakan kolektif guna meningkatkan responsivitas dan inovasi. Dari definisi itu menyiratkan
bahwa ada tiga kriteria harus dipenuhi sebelum informasi dapat dianggap sebagai sebuah knowledge.
·
Knowledge adalah
terhubungkan yaitu ada dalam koleksi pengetahuan (kebijakan kolektif) yang diperoleh dari beberapa
pengalaman dan perspektif.
·
Knowledge
management merupakan katalis dan itu adalah sebuah aksi - memanfaatkan. pengetahuan yang selalu relevan dengan kondisi lingkungan, dan merangsang tindakan dalam responsivitas terhadap kondisi
ini. Informasi yang tidak memicu tindakan semacam
itu dikatakan bukan knowledge. Dalam kata-kata Peter Ducker,”Knowledge for the most part exists only in application” (untuk sebagian besar Pengetahuan hanya ada di
aplikasi).
·
Knowledge
berlaku di lingkungan unencountered. Informasi menjadi pengetahuan bila ada digunakan untuk mengatasi situasi baru yang tidak ada preseden langsung. Informasi yang hanya "terpasang" pada model sebelumnya yang ditemui tidak memiliki pengetahuan
dan inovasi.
Ada hal yang
membedakan antara Manajemen Informasi (Information
Management) dan Manajemen Pengetahuan (Knowledge
management) walaupun keduanya mempunyai andil yang penting dalam
keberhasilan suatu organisasi, namun keduanya memiliki kebutuhan dan pendekatan
yang berbeda. Manajemen Informasi terdiri dari responsivitas yang telah ditentukan untuk
mengantisipasi rangsangan. Sedangkan Manajemen
Pengetahuan terdiri dari responsivitas terhadap adanya peluang dan tantangan
baru untuk menghasilkan sesuatu yang inovatif. Dalam dunia bisnis tanggapan
yang direncanakan untuk mengontrol stimulus menggunakan pendekatan IT. Solusi
berbasis pengetahuan fokus pada aplikasi inovatif dari respon baru yang ada
pada lingkungan yang mudah berubah.
Untuk memahami Knowledge Management
dapat diawali dari dua karakteristik dasar yaitu Kompleksitas Pengetahuan (knowledge complexity) dan Aplikasi
pengetahuan (knowledge applications).
Semua pengetahuan diklasifikasikan menurut kompleksitasnya dari eksplisit ke
tacit secara kontinyu. Michel Polanyi (1966) membedakan pengetahuan dalam dua
bentuk yaitu pengetahuan eksplisit dan pengetahuan tacit.
Pengetahuan eksplisit atau terkadang
disebut pengetahuan formal bisa disampaikan dalam bahasa, juga termasuk nomor
dan kata, tanda matematika, spesifikasi, manual, dan lainnya . Pengetahuan
eksplisit juga siap disebar pada yang lainnya . Selain itu pengetahuan
eksplisit bisa dengan mudah diproses oleh komputer, alat elektronik, atau basis
data penyimpanan.
Pengetahuan tacit yang tersimpan
dalam pengalaman individu dan faktor-faktor tak berwujud, seperti kepercayaan
pribadi, perspektif, dan sistem nilai . Pengetahuan tacit susah untuk
diartikulasikan dengan bahasa formal. Isinya mencakup pemahaman pribadi,
intuisi, dan firasat . Sebelum dikomunikasikan pengetahuan tacit harus diubah
dalam bentuk kata-kata, model, atau angka-angka yang dapat dipahami . Ada dua
dimensi dalam pengetahuan tacit, yaitu:
1)
Dimensi Teknis (prosedural),
ini meliputi segala hal informal dan ketrampilan yang sering diberi istilah know-how.
2)
Dimensi Teori, terdiri dari
model kepercayaan, persepsi, ideal, nilai-nilai, mental yang mengakar
dalam diri kita begitu saja. Meskipun mereka tidak bisa dilafalkan dengan
mudah, dimensi ini membentuk cara kita merasakan dunia sekitar.
Menurut Polanyi, selalu ada
pengetahuan yang akan tetap tacit, sehingga proses menjadi tahu (knowing)
sama pentingnya dengan pengetahuan itu sendiri. Nonaka dan Takeuchi (The
Knowledge Creating Company, 1995; 63-69) lebih lanjut mendiskusikan empat
gaya konversi atau ciptaan pengetahuan yang diperoleh dari kedua macam
pengetahuan:
Ø Sosialisasi
Sosialisasi meliputi
kegiatan berbagi pengetahuan tacit antar individu . Istilah sosialisasi
digunakan, karena pengetahuan tacit disebarkan melalui kegiatan bersama,
seperti tinggal bersama, meluangkan waktu bersama – bukan melalui tulisan atau
instruksi verbal . Dengan demikian, dalam kasus tertentu pengetahuan tacit hanya
bisa disebarkan jika seseorang merasa bebas untuk menjadi seseorang yang lebih
besar yang memiliki pengetahuan tacit dari orang lain. Dalam prakteknya,
sosialisasi dilakukan melalui kegiatan penangkapan pengetahuan lewat kedekatan
fisik seperti interaksi antara pimpinan dan pegawai, pimpinan dengan pimpinan,
pegawai dengan pegawai.
ü Ekternalisasi
Eksternalisasi
membutuhkan penyajian pengetahuan tacit ke dalam bentuk yang lebih umum
sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap eksternalisasi ini,
individu memiliki komitmen terhadap sebuah kelompok dan menjadi satu dengan
kelompok tersebut. Dalam prakteknya, eksternalisasi didukung oleh dua
faktor kunci. (i) artikulasi pengetahuan tacit yaitu konversi dari
tacit ke eksplisit , seperti dalam dialog. (ii) menerjemahkan
pengetahuan tacit dari para ahli ke dalam bentuk yang dapat dipahami, misalnya
dokumen, manual, dsb.
Ø Kombinasi
Kombinasi meliputi
konversi pengetahuan eksplisit ke dalam bentuk himpunan pengetahuan eksplisit
yang lebih kompleks . Dalam prakteknya, fase kombinasi tergantung pada tiga
proses berikut:
1) Pertama, penangkapan dan integrasi pengetahuan eksplisit baru,
termasuk pengumpulan data eksternal dari dalam atau luar institusi kemudian
mengkombinasikan data – data tersebut.
2) Kedua, penyebarluasan pengetahuan eksplisit tersebut melalui
presentasi atau pertemuan langsung.
3) Ketiga, pengolahan pengetahuan eksplisit sehingga lebih mudah
dimanfaatkan kembali, misal menjadi dokumen rencana, laporan, data pasar, dsb.
ü Internalisasi
Terakhir,
internalisasi pengetahuan baru merupakan konversi dari pengetahuan eksplisit ke
dalam pengetahuan tacit organisasi . Individu harus mengidentifikasi
pengetahuan yang relevan dengan kebutuhannya di dalam pengelolaan pengetahuan
tersebut . Dalam prakteknya, internalisasi dapat dilakukan dalam dua dimensi .
Pertama, penerapan pengetahuan eksplisit dalam tindakan dan praktek langsung .
Contoh melalui program pelatihan . Kedua, penguasaan pengetahuan eksplisit
melalui simulasi, eksperimen, atau belajar sambil bekerja.
Dasar definisi praktis KM menurut
Frappaolo (2003:23) ialah konsep rantai pengetahuan. Konsep ini pertama kali
diperkenalkan oleh Koulopoulos, Torms dan Spinello pada tahun 1997 ketika
melakukan riset untuk menyusun buku "Corporate Instinct". Ada empat
mata rantai dalam rantai pengetahuan yang terdiri dari:
ü kesadaran internal (internal
awareness)
ü responsivitas internal (internal
responsiveness)
ü responsivitas eksternal (external
responsivenss)
ü kesadaran eksternal (external
awareness)
Kesadaran internal
merupakan kemampuan suatu organisasi untuk menilai dengan cepat persediaan
kecakapan dan kemampuan intinya. Kesadaran ini bisa berupa kesadaran akan
sejarah masa lalu dalam hubungannya dengan bakat, kecakapan teknis, interaksi,
kinerja proses dan komunitas praktis.
Responsivitas internal
adalah kemampuan untuk mengeksploitasi kesadaran internal. Suatu organisasi
mungkin sadar akan kekuatannya dan permintaan pasar, namun jika ia tidak cukup
mampu mengadakan perubahan dalam dirinya sendiri secara cukup cepat dalam
rangka memenuhi tuntutan pasar, maka kemampuan organisasi tersebut patut
diragukan.
Responsivitas eksternal
ialah kemampuan untuk memenuhi tuntutan pasar dengan cara terbaik. Jika
dilakukan secara lebih baik maka akan menentukan kesuksesan atau bahkan
kegagalannya. Responsivitas eksternal diukur dengan kemampuan untuk merespon
secara efektif peluang dan ancaman di luar organisasi dengan cara yang tepat
waktu.
Sedangkan
Kesadaran eksternal merupakan
kondisi terbalik dari kesadaran internal. Dapat diartikan sebagai kemampuan
organisasi untuk memahami bagaimana pasar merasakan nilai yang dihubungkan
dengan produk dan jasanya, untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan dengan
kompetisi.
Empat
mata rantai pengetahuan tersebut merupakan siklus inovasi suatu organisasi. KM
menciptakan daya tembus (permeability) diantara keempat sel rantai
pengetahuan dan mempercepat laju inovasi. Kemampuan untuk cepat melintas
melalui keempat mata rantai tersebut adalah manfaat pokok manajemen
pengetahuan.
KM
merupakan proses strategis yang mengimplikasikan adanya tujuan untuk mencapai
keunggulan dalam persaingan atau kompetisi. Ini merujuk pada ungkapan yang
disebutkan sebelumnya bahwa pengetahuan ialah kekuatan. Dengan pengelolaan KM
yang tepat akan menghasilkan pengetahuan yang tepat bagi orang yang tepat, di
waktu yang tepat pula. Pengelolaan KM yang tepat akan menghasilkan KM yang
efektif. Gupta dan McDaniel (2002) menyebutkan lima komponen pengelolaan KM
yang efektif yaitu: memungut, menyaring, membentuk, menyebarkan dan
mengaplikasikan.
Begitu
pula dengan Prusak, Quintas, Lefrere dan Jones dalam Swan, Robertson dan Newell
(2002) yang menyatakan bahwa KM meliputi proses atau praktek creating
(menciptakan), acquiring (memperoleh/mendapatkan), capturing
(memperoleh / menangkap), sharing (membagi) dan using
(menggunakan) pengetahuan untuk memperkaya pembelajaran dan kinerja dalam
sebuah organisasi.
Dalam
aplikasinya, KM memiliki peran penting terutama dalam proses inovasi dan
kreativitas. Ini seperti apa yang dijelaskan oleh Falk (2003:71) bahwa penemuan
terwujud melalui percakapan, perdebatan, ketidakpastian, dan keraguan; dan
penemuan secara sederhana merupakan hasil besar dari ide yang salah di waktu
yang tepat, atau sebaliknya. Lebih jauh, kreativitas bukanlah pengalaman
"eureka" yang muncul begitu saja, namun merupakan proses baik aktual
maupun yang diangankan dalam menunjukkan ide-ide.
Empat aplikasi utama
KM menurut Frappaolo didasarkan pada model yang menganggap peran utama manajemen pengetahuan sebagai sharing knowledge di seluruh organisasi dengan cara individu masing-masing
kelompok memahami pengetahuannya
dengan ke dalaman yang cukup dan dalam konteks yang cukup pula dan menerapkannya secara efektif dalam setiap pengambilan keputusan dan
inovasi. Aplikasi-aplikasi ini mempengaruhi seluruh bagian knowledge,
jangkauannya dari eksplicit sampai ke tacit. Masing-masing aplikasi
mempunyai satu fokus tertentu, namun pada gilirannya yang paling baik
merealisaskan secara terintegrasi dengan aplikasi yang lain.
Keempat aplikasi utama tersebut adalah :
a) Intermediasi adalah
saling bertukar dan
berbagi pengetahuan antar
kelompok dalam organisasi yang sama maupun lintas organisasi berbeda.
b) Ekternalisasi adalah menyebarkan pengetahuan dari
dalam ke luar, seperti “memasarkan atau menjual diri”.
c) Internalisasi adalah memperoleh pengetahuan dari
luar ke dalam. Mengambil hikmah dari orang atau kelompok/organisasi lain.
d) Kognisi adalah pembetukan pengetahuan dalam diri
atau individu orang lain
E-Dimension of knowledge
management adalah dimensi elektronik manajemen pengetahuan. Maksudnya, bagaimana
aplikasi-aplikasi teknologi elektronik,
seperti groupware,
teleconference, portal, dan
lain-lain diterapkan sebagai
sarana berbagi dan
bertukar pengetahuan baik yang bersifat tacit maupun eksplisit.
Global dimension
of knowledge management
adalah dimensi global manajemen pengetahuan. Artinya,
pengetahuan bersifat terbuka,
tidak dibatasi oleh
ruang, waktu dan bahkan
batas tertorial (wilayah)
suatu negara. Dalam
konteks ini, manajemen pengetahuan berarti
berbicara tentang bagaimana
memungkinkan terjadinya saling berbagi (sharing) dan pertukaran
(exchanges) pengetahuan (baik tacit maupun eksplisit) yang ada dimana-mana dan
pada siapa saja. Dengan dukungan teknologi elektronik (e-dimension of
knowledge management), maka
proses ini dapat
dengan mudah, cepat dan
akurat dilakukan. Sehingga
memungkinkan terjadinya komunitas
pengetahuan global dan pasar pengetahuan global.
Jadi, pada
dasarnya menurut Frappaolo, Carl
(2006) dalam “Knowledge Management” (Wes
Sussex, England: Capstone Publishing Ltd. (A Wiley Company)) halaman 31 – 51,
bicara tentang bagaimana
teknologi elektronik dapat menjadi
sarana pembangunan pengetahuan
(e-dimension of knowledge
management) yang pada akhirnya menjadi sarana terjadinya komunitas
pengetahuan global dan pasar pengetahuan
global dengan berbagai bentuk penerapannya
(global dimension
of knowledge management).
Dimensi
Elektronik KM
Dimensi elektronik manajemen pengetahuan terdiri
dari dua, yaitu: aplikasi knowledge management dan kompleksitas pengetahuan.
Apa hubungan keduanya? Yang dimaksud
dengan aplikasi manajemen
pengetahuan adalah penerapan aplikasi-aplikasi teknologi
elektronik yang dijadikan
sebagai tools atau
sarana terjadinya interaksi pengetahuan
baik level explicit
maupun tacit knowledge
lintas individu maupun kelompok, dan
lintas komunitas lokal
maupun global. Berikut,
penulis coba paparkan
konsep dan contoh penerapan
aplikasi teknologi elektronik
tersebut dalam menjembatani
terjadinya interaksi pembentukan pengetahuan, yaitu:
Tools yang
memungkinkan terjadinya KOGNISI
(pembentukan pengetahuan dalam diri) antara lain
dalam bentuk alur
kerja, pendukung keputusan,
pohon keputusan, manajemen kasus
(explicit knowledge) dan
intuisi (tacit knowledge).
Contoh: kita mengenal aplikasi
mindmapping, dengan aplikasi itu seseorang bisa menuangkan intuisi (tacit knowledgenya
dia)kedalam bentuk suatu
visualisasi ide/gagasan berupa mindmap/peta konsep (explicit
knowledge). Atau, suatu aplikasi simulasi kredit berbasis web, memungkinkan
seorang sales marketing
menguasai teknik perhitungan
kredit dengan mempraktekan simulasi (explicit knowledge) dan akan
menghasilkan intuisi baru (tacit knowledge) dalam benak kepalanya.
Tools
yang memungkinkan terjadinya
INTERNALISASI (pembentukan
pengetahuan dari luar kedalam diri)
antara lain dalam
bentuk search and
retrieval engines, agent,
portal (explicit knowledge) dan
magang (tacit knowledge).
Contoh: sebuah rumah
sakit merancang sedemikian rupa sebuah system database tretamen
penyakit, dimana semua dokter dapat memasukan
database praktek terbaiknya.
Dokter-dokter rumah sakit tersebut telah
mendokumentasikan best paractice-nya
dalam bentuk web-based intranet database
(explicit knowledge). Suatu
ketika seorang diokter
lain, atau dokter muda
yangs edang asistensi, dapat melihat best practice tersebut tanpa
harus bertemu dengan dokter bersangkutan,
dalam kondisi ini
pada dasarnya telah
terjadi apa yang disebut dengan apprenticeship (magang)
antar dokter yang satu dengan dokter lain atau antar dokter yang satu dengan
dokter junior.
Tools yang
memungkinkan terjadinya EKSTERNALISASI (penyebaran
pengetahuan dari dalam keluar)
antara lain dalam
bentuk manajemen dokumen,
taksonomi perusahaan,
visualisasi, kategorisasi, portal
(explicit knowledge) dan
tools untuk mentoring
(tacit knowledge). Contoh yang
paling terlihat jelas
adalah hampir setiap
organisasi bahkan individu
memiliki portal (website),
sebagai sarana menyebarkan pengetahuan
agar orang lain
mengetahui kita atau
organisasi kita atau orang lain belajar dari kita atau
organisasi kita.
Tools yang
memungkinkan terjadinya INTERMEDIASI
(saling bertukar dan
berbagi pengetahuan) antara lain dalam bentuk groupware, intranet,
kolaborasi, portal (explicit knowledge)
dan tools untuk
komunitas praktisi (tacit
knowledge). Contoh intermediasi adalah penggunaan
teleconference, group messenger
seperti yahoogroups, forum diskusi, lestserver/mailinglist yang
memungkinkan terjadinya pertukaran
dan berbagi
informasi/pengetahuan tanpa harus
dibatasi waktu, ruang
dan bahkan territorial (wilayah hukum) suatu
negara.
Dimensi
Global KM
Adalah
sifat alami pengetahuan yang tidak pernah bisa dibatasai oleh ruang dan waktu.
Apalagi keberadaan teknologi elektronik
dewasa ini, khususnya
computer dan internet,
lebih khusus lagi world wide web
(web 2.0, web 3.0) atau dalam bahasan di atas kita sebut sebagai dimensi
elektronik (e-dimension) memungkinkan
pengetahuan disebar, diperoleh
dan saling dipertukarkan sehingga
terus membentuk pengetahuan-pengetahuan baru
dengan cepat, mudah dan
akurat dengan dan
oleh siapa saja,
dimana saja, kapan
saja, dan dengan
cara apa saja. Potensi
inilah yang menjadi
tantangan dan sekaligus
peluang bagi siapapun
baik individu maupun kelompok
(organisasi) untuk dapat
memanfaatkanya dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi individu atau
organisasi pembelajar. Terkait dengan manajemen pengetahuan. dimensi
global ini setidaknya
membentuk dua hal
yaitu komunitas pengetahuan
global dan pasar pengetahuan global.
·
Komunitas Pengetahuan Global
Komunitas pengetahaun
global adalah upaya
mendayagunakan world wide
web dengan segala fasilitasnya
agar terjadi pertukaran
dan bergai pengetahuan
antar individu atau kelompok baik dalam organisasi maupun
lintas organisasi. Perusahaan-perusahaan dewasa ini bersifat
multinasional, dimana berbagai
elemen produk dan
jasa termasuk orang-orang yang bekerja
didalamnya tersebar diberbagai
temapt dibelahan bumi
ini. Komunitas pengetahuan global dapat dibangun secara terbuka seperti
www.aect.org ataupun tertutup melalui
fasilitas intranet (virtual
private network)yang hanya
terbuka bagi kelompok
dan individu tertentu. Contohnya
adalah perusaahaan mobil
seperti Daimler Crysler,
Ford and General Motors yang membangun
suatu portal untuk mendorong pertukaran pengetahuan dalam bentuk bakat,
breakthrough (terobosan) dan lain-lain.
·
Pasar Pengetahuan Global
Pasar
pengetahuan global dikembangkan dengan asumsi bahwa pengetahuan memiliki nilai
yang riil alias nyata, karena itu layak dipasarkan. Oleh karena itu, pasar
pengetahuan global adalah semacam portal
yang memfasilitasi pengetahuan
yang sesuai dengan
kebutuhan pencari
pengetahuan dari beragam
pemberi pengetahuan yang
pada akhirnya terjadi transaksi pengetahuan.
Frappaolo menjelaskan adanya tiga bentuk
Pasar Pengetahuan Global, yaitu:
ü Pasar Lelang Pengetahuan
(Knowledge Auction Market),
contohnya adalah eBay yang menawarkan jasa dan produk secara online.
Kalau di Indonesia adalah www.kaskus.com
ü Pasar Pengetahuan berbasis
Tanya-Jawab, yaitu penawaran
konsultasi melalui Tanya jawab
dengan ahli (tacit
knowledge). Contohnya adalah
www.keen.com dan www.infomarkets.com
ü Pasar Pertukaran Pengetahuan
Kekayaan Intelektual adalah
pasar global yang menawarkan kemungkinkan perusahaan
dapat memasarkan kekayaan
intelektual mereka seperti paten,
merk dagang, dll.
Contohnya adalah www.yet2.com
atau www.techex.com
C. PENUTUP
Manajemen pengetahuan yang inovatif
saat ini akan menjadi usang dimasa mendatang. Persaingan akan selalu ketat
dimasa mendatang, sehingga organisasi harus terus mengembangkan manajemen
pengetahuannya. Organisasi harus memfasilitasi anggotanya untuk selalu
mengembangkan diri, sehingga muncul ide-ide kreatif baru dalam produk atau jasa
yang dihasilkan . Fasilitas-fasilitas yang dapat diberikan organisasi kepada
anggotanya dapat berupa pemberian kesempatan untuk melanjutkan pendidikan,
mengikuti pelatihan/seminar yang berkaitan dengan lingkup kerja, berpartisipasi
dalam organisasi profesi, pemberian fasilitas kerja yang baik, dan aturan dan
prosedur organisasi yang memungkinkan terciptanya ide kreatif .
D.
RUJUKAN
Ø http://dwikasudrajat.blogspot.com/2011/03/nowledge-management.html,
diakses tanggal 11 oktober 2011
Ø http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2011/04/DIMENSI-ELEKTRONIK-DAN-GLOBAL-MANAJEMEN-PENGETAHUAN.pdf
. diakses tanggal 12 oktober 2011
Ø Carl Frappaolo,2006, Knowledge
Management, A Wiley Company USA
No comments:
Post a Comment