Translate

Tuesday, September 3, 2013

Perencanaan Keuangan




1.1              Penjualan 2011 = Rp 9.600.000.000
Penjualan 2012 = Rp 9.600.000.000 + (9.600.000.000 x 45%)
                                     = Rp 9.600.000.000 + 4.320.000.000
                                     = Rp 13.920.000.000

a)      Jumlah penjualan yang dicapai 60%
= Rp 13.920.000.000 x 60%
= Rp 8.352.000.000
Dengan memakai diskon 5%
= Rp 8.352.000.000 – ( Rp 8.352.000.000 x 5% )
= Rp 8.352.000.000 – Rp 417.600.000
= Rp 7.934.400.000
b)     Jumlah penjualan yang di capai 40%
= Rp 13.920.000.000 x 40%
= Rp 5.568.000.000

            Piutan total 2012 = Rp 7.934.400.000 + Rp 5.568.000.000
                                          = Rp 13.502.400.000

1.2              Di investasikan ke piutang sebesar Rp 13.502.400.000
1.3              Jumlah penjualan yang dicapai 60% dengan memakai diskon 15%
= Rp 8.352.000.000 – ( Rp 8.352.000.000 x 15% )
= Rp 8.352.000.000 – 1.252.800.000
= Rp 7.099.200.000

Total penjualan dengan syarat suku bunga 15%
= Rp 7.099.200.000 + Rp 5.568.000.000
= Rp 12.667.200.000

Jadi jika menggunakan suku bunga 15% opportunity cost-nya adalah
OC = penjualan kotot 2012 – penjualan dengan syarat suku bunga 15%
                  = Rp 13.920.000.000 – Rp 12.667.200.000
      = Rp 1.252.800.000

1.4              ( penjualan tahun 2012 – penjualan tahun 2011 ) – potongan penjualan 5%
= ( Rp 13.920.000.000 – Rp 9.600.000.000) – Rp 417.600.000
= Rp 4.320.000.000 – Rp 417.6000.000
= Rp 3.902.400.000 ( laba )
Jadi strategi penjualan kredit yang digunakan perusahaan menguntungkan dengan diperolehnya laba yang meningkat dari tahun sebelumnya.

2.1       a) Kualitatif
            Tahun                                                 2010 (Rp)                    2011 (Rp)
            Total aktiva lancar                               2.861.656.030             5.404.410.429
            Total hutang lancar                                270.735.750             2.702.772.245
            Modal kerja                                         2.590.920.280             2.701.638.184

b) Fungsional
            Tahun                                                  2010 (Rp)                    2011 (Rp)
            Kas                                                      846.606.400                745.779.506
            Piutang dagang                                   446.414.550                786.700.725
            Persediaan barang jadi                        453.897.679                1.120.618.924
            Persediaan bahan baku                        543.240.061                2.107.259.211
            Persediaan barang dalam proses                     -                                   -
            Persediaan cukai dan PPN                  511.497.340                554.052.063
            Total aktiva lancar                               2.801.656.030             5.314.410.429

            Tahun                                                  2010 (Rp)                    2011 (Rp)
            Penyusutan bangunan                         38.620.833                  173.358.333
            Penyusutan kendaraan                                    84.036.458                  170.640.625
            Penyusutan mesin                               45.584.896                    85.262.500
            Penyusutan peralatan                            4.500.000                    17.923.583
            Total penyusutan                                 172.742.187                447.185.041
            Total modal kerja
            Tahun                                                  2010 (Rp)                    2011 (Rp)
                                                                        2.974.398.217             5.761.595.470

2.2       Perputaran Modal :
Ø  Perputaran piutang
= penjualan / rata – rata piutang
= 89.818.079 / 839.764.913
= 0.1
Ø  Perputaran persediaan barang jadi
= penjualan / rata – rata persediaan barang jadi
= 89.818.079 / 787.258.302
= 0.11
Ø  Perputaran persediaan barang
= penjualan / rata – rata persediaan barang
= 89.818.079 / 1.325.249.636
= 0.07
           
            Modal terikat :
Ø  Piutang
= 360 / 0.1
= 3.600
Ø  Persediaan barang jadi
= 360 / 0.11
= 3.272,7
Ø  Persediaan bahan
= 360 / 0.07
= 5.143

2.3       Setelah dihitung menggunakan metode kualitatif dan metode fungsional, metode kerja tahun 2011 lebih besar dibanding tahun 2010, jadi tahun 2011 kondisi keuangan PT. Merpati lebih baik.


3.1       Rate Of Return (ROR) PT. X
            ROR (hutang bank)
            = laba bersih / hutang bank
            = 2.200.000.000 / 12.000.000.000
            = 18%
            ROR (saham)
            = laba bersih / saham
            = 2.200.000.000 / 15.000.000.000
            = 14,6% = 15%

3.2       ROR (hutang bank) lebih besar daro ROR (saham) yang dapat diartikan pihak kreditur akan lebih diuntungkan daripada pemegang saham karena pelunasan hutang bank akan lebih cepat daripada pengembalian modal kepada pemegang saham, tetapi deviden perusahaan harus lebih besar daripada biaya bunga yang artinya hutang perusahaan harus lebih kecil dari jumlah saham yang dimiliki dari modal sendiri atau investor.

3.3       Agar perusahaan tidak mengalami kekurangan modal yang akan digunakan untuk operasional perusahaan, sehingga perusahaan tidak pailit dan tetap likuid.
           
4.1       Faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan aktiva
1. Harga Perolehan (Acquisition Cost)
Harga Perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya penyusutan.

2. Nilai Residu (Salvage Value)
Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian (retirement) aktiva. Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga habis terkorosi. Tentu saja ini tidak dianjurkan, alangkah bagusnya jika di daur ulang.

3. Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)
Sebagian besar, aktiva tetap memiliki 2 jenis umur, yaitu :
Umur fisik : Umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya).
Umur Fungsional : Umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan. Walaupun secara fisik suatu aktiva masih dalam kondisi sangat baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional. Bisa saja aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model atas produk yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau peralatan yang dipergunakan untuk membuat suatu produk. Atau aktiva tersebut sudah tidak sesuai dengan jaman (not fashionable), kondisi ini biasanya terjadi pada jenis aktiva yang bersifat dekoratif (misalnya : furniture/mebeler, hiasan dinding, dsb).
Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.

4. Pola Penggunaan Aktiva
Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat ke-arus-an aktiva, yang mana untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode penyusutan yang paling sesuai.

4.2       Mengapa penyusutan menjadi salah satu sumber kas

Karena Depresiasi atau Penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.

5.                     Pertama, manajer memiliki kesempatan untuk menggunakan teknik-teknik atau metode-metode akuntansi (accounting techniques or methods) bilamana penggunaan tersebut akan dapat mempengaruhi kinerja keuangan (accounting performance) perusahaan. Pemilihan teknik-teknik akuntansi, apakah yang dapat menurunkan atau menaikkan laba (decreasing or increasing income), sangat tergantung kepada alasan atau motivasi para penanggung jawab pembuat laporan keuangan.
Kedua, biaya-biaya kontrak dan pengawasan (contract and monitoring costs) merupakan salah satu sarana yang dapat dijadikan sebagai pengendali atas munculnya hasrat manajer untuk menggunakan teknik atau metode akuntansi yang dapat mempengaruhi kinerja (performance) keuangan perusahaan. Biaya kontrak atau pengawasan yang mengikat akan dapat “membatasi” gerak manajer. Artinya, fleksibilitas manajer menjadi terbatas dengan adanya aturan yang ketat terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan yang mana dalam banyak hal manajer lebih memiliki kewenangan dalam proses penyiapan dan penyusunan laporan keuangan.
Ketiga, bukti empiris secara umum mendukung pendapat yang menyatakan bahwa pemilihan suatu metode akuntansi tertentu oleh manajer sangat erat kaitannya dengan insentif atau dorongan yang dimiliki oleh manajer baik yang menyebabkan laba berubah naik atau turun. Artinya, penggunaan suatu metode akuntansi merupakan cermin langsung dari sampai sejauh mana manajer menyikapi laba akuntansi sebagai sesuatu yang penting untuk dikendalikan.

6.1                   Peran manajer dalam mengelola keuangan perusahaan
Manajer keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan yang sangat penting dalam suatu bidang investasi dan pembelanjaan perusahaan (pendanaan).
Beberapa tugas pokok manajer keuangan antara lain meliputi :
·         Pengambilan keputusan penting mengenai investasi dan pendanaan
·         Perencanaan dan pengendalian penggunaan dana dalam investasi dan pembiayaan kegiatan usaha
·         Pembagian dividen kepada pemilik perusahaan dan pembayaran kembali hutang kepada para kreditur
·         Pengoptimalan sumber daya (aset) yang dimiliki perusahaan
·         Dan juga salah satu tugas pokok manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan
Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan, manajer keuangan harus dapat melakukan fungsi-fungsi dari seorang manajer keuangan antara lain meliputi:


1)      Bagaimana memperoleh dana (raising of fund)
Untuk melakukan kegiatan perusahaan manajer keuangan harus dapat menentukan jumlah dana yang tersedia dan dapat menentukan darimana sumber dana itu diperoleh. Untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan maka sumber dana dapat diperoleh dari dua sumber yaitu dari dalam perusahaan sendiri (sumber dana intern) dan dari luar perusahaan (sumber dana extern).
Dana yang berasal dari dalam perusahaan adalah dana yang berbentuk atau dihasilkan sendiri dari dalam perusahaan, yang terdiri dari berbagai jenis antara lain: keuntungan yang ditahan, penyusutan, saham pemilik dan lain-lain.
Sedangkan dan yang berasal dari luar perusahaan terdiri atas dua golongan yaitu: sumber dana jangka pendek dan sumber dana jangka panjang. Sumber dana jangka pendek dapat diperoleh dari kredit dagang, kredit bank, surat berharga, dll. Sedangkan sumber dana jangka panjang dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain: pinjaman obligasi dan pinjaman hipotik.

2)      Bagaimana menggunakan dana (use of fund)
Dana adalah suatu alat bagi perusahaan dalam melaksanakan kagiatan sehari-hari. Perusahaan yang kekurangan dana tentu akan sulit berkembang. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan perusahaan, sebaiknya manajer keuangan harus dapat merencanakan penggunaan dana dengan sebaik-baiknya.
Dana dapat diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap maupun aktiva lancar. Perusahaan yang melakukan investasi dalam aktiva tetap mengharapkan kembali dana yang telah ditanamkan dalam aktiva tersebut dalam jangka waktu lebih satu tahun, sedangkan dana dalam aktiva lancar, diharapkan kembali dalam jangka pendek yaitu kurang dari satu tahun. Didalam penggunaan dana dalam suatu perusahaan, manajer keuangan harus mamperhatikan penggunaan dan tersebut dan dari mana sumber dana diperoleh. Apabila suatu perusahaan hendak menggunakan dana dalam aktiva tetap, maka perusahaan akan memilih sumber dana jangka panjang. Sedangkan sebaliknya apabila dana diinvestasikan dalam aktiva lancar maka perusahaan akan memilih sumber dana jangak pendek.
Manajer keuangan yang tidak dapat menjalani fungsinya dengan baik maka akan berakibat buruk pada pengelolaan fungsi keuangan perusahaan sehingga seringkali perusahaan tidak memiliki dana ketika dibutuhkan sehingga perusahaan harus mencari pinjaman seperti pinjaman jangka pendek ke bank dengan tingkat interest yang tinggi. Hal ini justru menambah biaya bagi perusahaan, yang akhirnya menyebabkan ketidakseimbangan keuangan dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan harus memiliki pemahaman pengelolaan keuangan yang baik, mengelola proses administrasi keluar masuk dana serta perencanaan, pengendalian dan pelaporannya. Hal ini dimaksudkan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

6.2       Hubungan antara informasi akuntansi dengan manajemen keuangan
Keuangan adalah bidang yang sangat dinamis serta luas. Keuangan langsung mempengaruhi sisi kehidupan setiap orang dan setiap perusahaan. Secara umum,keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu seni dan ilmu dalam mengelola uang. Dalam beberapa buku, manajemen keuangan disebut sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan tugas – tugas manajer keuangan dalam perusahaan bisnis atau organisasi bisnis. Manajemen keuangan secara aktif dalam mengelola keuangan pada berbagai jenis usaha atau bisnis, baik dengan perusahaan keuangan atau non-keuangan, swasta atau publik, perusahaan besar atau kecil, bahkan perusahaan yang mencari keuntungan maupun non-profit. Akuntansi mempunyai perbedaan yang mendasar dengan manajemen keuangan. Peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan akhir – akhir ini sangat diperlukan oleh para pengusaha,terutama sekali membantu pihak manajemen dalam melaksanakan fungsi – fungsinya yaitu sebagai perencanaan dan pengendalian. Dengan penjelasan tersebut dapatdiketahui bahwasanya akuntansi yang merupakan pembukuan dijadikan sebagai alat pembantu bagi manajemen keuangan dalam pengelolaan dana yang lebih mengarah kepada pengambilan keputusan investasi dan pengambilan keputusan – keputusan lainnya yang tentunya banyak membutuhkan informasi akuntansi didalam pengambilan keputusan tersebut.
Perkembangan ekonomi yang akhir – akhir ini sangat pesat dan cenderung mengalami berbagai macam fluktuasi yang cukup tajam menyebabkan fungsi akuntansi dalam memberikan informasi keuangan sangat meningkat, seperti halnya di Indonesia dimana telah diadakannya deregulasi pada perbankan, dibukanya pasar modal, serta telah diterbitkannya Undang – Undang Perpajakan yang baru, telah menuntut akuntansi untuk berperan lebih aktif lagi dalam memberikan informasi mengenai keuangan suatu perusahaan atau organisasi bisnis.
Dengan informasi akuntansi yang akurat dan tepat guna, manajemen keuangan dapat menggunakan informasi keuangan dari akuntansi tersebut dengan optimal, seperti besar kecilnya dana yang harus diperoleh oleh manajer keuangan tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk operasi perusahaan yang bersangkutan. Penggunaan dana operasi perusahaan dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan yang sangat bermacam – macam. Namun, apabila dilihat berdasarkan dimensi waktunya, maka penggunaan dana tersebut dapat untuk modal kerja yang merupakan investasi jangka pendek dan dapat pula berupa investasi modal yang merupakan investasi jangka panjang.
Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yan telah dilakukannya. Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase laba misalnya, dari laba tersebut seberapa besar persentase yang dialokasikan sebagai deviden tunai kepada pemegang saham, stabilitas pembayaran deviden, pembagian saham deviden dan pembelian kembali saham. Keputusan – keputusan tersebut harus diambil dalam rangka tujuan yang seharusnya dipergunakan oleh perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
Akuntansi merupakan pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastianmengenai informasi yang akan membantu manajer dan mengambil keputusan lainnya untuk mengambil keputusan alokasi sumber daya. Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi – fungsi dari keuangan. Manajemen keuangan digunakan oleh berbagai macam organisasi atau perusahaan untuk mengatur keuangan – keuangan mereka. Keterkaitan antara akuntansi dan manajemen keuangan terletak dalam berbagai bentuk. Salah satu hal yang berkaitan adalah akuntansi merupakan pengukuran, penjabaran dan merupakan pemberi kepastian informasi akan keuangan yang akan membantu untuk mengatur keuangan suatu organisasi atau perusahaan oleh manajer keuangan.
Akuntansi sangatlah membantu dalam penyusunan dan perencanaan keuangan, melihat masih banyaknya transaksi yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi sehingga dengan adanya akuntansi segala transaksi tersebut dibentuk sedemikian rupa hingga memudahkan seseorang untuk mengolah dan merencanakan keuangan di tahun – tahun berikutnya. Praktisi akuntansi disebut sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda pada tiap negara.
Seorang manajer keuangan tidak perlu memiliki sertifikat khusus untuk menjadi sebuah manajer keuangan, karena dengan menjadi seorang manajer keuangan seseorang tersebut hanya perlu dituntut sebagai seseorang yang dapat mengatur keuangan, merencanakan dan mengolah sedemikian rupa hingga keuangan perusahaan atau organisasi dapat berjalan dengan baik dan mempunyai pengaruh positif terhadap jalannya keuangan suatu perusahaan atau organisasi.
Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan dan pihak yang berkepentingan lainnya seperti pemegang saham, kreditur dan pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Para manajer keuangan dengan akuntansi akan lebih mudah dalam menerapkan fungsi – fungsi dari manajemen dalam kaitannya dengan keuangan perusahaan karena dengan adanya pembukuan dan terlebih dengan akuntansi sitem pembukuan berpasangan atau sistem Anglo Saxon akan semakin mempermudah kerja seorang manajer keuangan dalam mengolah keuangan perusahaan atau organisasi.
Peran manajemen keuangan didalam jantung sebuah bagian untuk menyusun dan mengolah keuangan suatu perusahaan atau organisasi sangatlah sederhana dan dengan kreatifitas dan keuletan seorang manajer keuangan dapat mengolah dan membentuk pola keuangan yang sesuai dengan keingian perusahaan karena pada dasarnya seorang manajer keuangan hanya perlu menyatukan antara tujuan perusahaan dan keinginan perusahaan atau organisasi dalam sebuah bentuk keuangan yang sesuai sehingga tidak merugikan atau berpengaruh negatif terhadap keuangan perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya.
6.3       Persamaan dan perbedaan antara manajer perusahaan dengan investor dalam memanfaatkan informasi akuntansi
Ø  Manajer :
Dari sisi manajemen atau pengelolaan perusahaan, manajer perusahaan memerlukan informasi akuntansi dalam penyusunan perencanaan perusahaan untuk periode berikutnya, pengawasan terhadap operasional perusahaan atau jalannya perusahaan, mengevaluasi kebijakan yang diambil perusahaan, dan melakukan tindakan koreksi yang diperlukan.
Ø  Investor
Para investor melakukan penanaman modal dalam suatu perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan bagian laba. Melalui informasi akuntansi, investor (penanam modal) dapat menentukan keputusan dalam membeli, menahan, atau menjual investasi mereka dalam saham perusahaan. Keputusan investor seperti ini biasanya terjadi dalam perdagangan efek (saham) di bursa efek.
            Persamaan :
ü  Mengetahui kondisi perusahaan, posisi keuangan, dan prospek perusahaan di masa mendatang
ü  Bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
Perbedaan :
ü  Manajer :
·         Menyusun perencanaan perusahaan untuk periode berikutnya
·         Mengevaluasi dan mengkoreksi kebijakan perusahaan
ü  Investor :
·         Untuk dapat mempertimbangkan penanaman modal jangka panjang atau pendek dan besar atau kecilnya modal yang akan ditanamkan.
·         Lebih cenderung berbasis keuntungan pribadi

No comments:

Post a Comment

comment with facebook